Laporan Reporter Grid.ID, Irene Cynthia Hadi
Grid.ID - Netizen baru saja dikejutkan dengan aksi kartu kuning di acara Dies Natalis ke-68 Universitas Indonesia.
Aksi tersebut dilakukan oleh Ketua BEM UI 2018, Zaadit Taqwa, untuk Presiden Joko Widodo saat berpidato di Balairung, Depok, Jumat (2/2/2018).
Usai melayangkan kartu kuning dan meniup peluit, mahasiswa tersebut langsung digiring keluar dari Balairung.
(BACA JUGA Bergelimang Harta dan Kekuasaan, 4 Ratu Ini Dipenggal di Usia Muda, Ada yang Dihukum Mati di Usia 19 Tahun)
Dilansir dari Tribunnews, Zaadit melakukan aksi tersebut karena tiga hal.
Pertama yakni gizi buruk Suku Asmat di Papua.
Kedua adalah isu penghidupan kembali dwifungsi Polri dan TNI untuk usulan pejabat Gubernur dan Polri.
Ketiga yakni peraturan baru organisasi mahasiswa.
(BACA JUGA Zumi Zola Jadi Tersangka Korupsi, 4 Postingan Ayu Dewi Ini Bikin Netizen Ngakak: Ngetawain Mantan ya?)
Menyikapi hal tersebut, akun Twitter @Papua_satu memberikan jawaban tentang gizi buruk Asmat di Papua.
Akun tersebut menuliskan bahwa jika tenaga medis dijadikan alasan memberi kartu kuning pada Presiden, maka mereka akan mengundang dokter UI untuk praktek di pedalaman Papua.
Tweet akun Papua Satu yang diunggah pada Jumat (2/2/2018) itu langsung viral dan diretweet sampai 5.000 kali.
Respon Presiden Joko Widodo
Satu hari setelah insiden kartu kuning, Presiden Jokowi juga mengutarakan hal yang sama usai menghadiri Haul Mahemuk Masyayikh di Pondon Pesantren Salafiyah Safi'iyah Sukorejo, Jawa Timur, Sabtu (3/2/2018).
Dilansir dari kompas.com, Presiden mengatakan bahwa ia kemungkinan akan mengirim semua ketua dan anggota BEM untuk ke Asmat.
"Mungkin nanti ya, mungkin nanti saya akan kirim semua ketua dan anggota di BEM untuk ke Asmat, dari UI ya," kata Presiden, seperti dikutip Grid.ID dari kompas.com.
(*)