'"Apa kamu jatuh dari motor atau jatuh kepleset?'" tutur Shinta mengulang pertanyaan kepada suaminya saat itu.
Budi kemudian menjawab pertanyaan isterinya bahwa dia dipukul oleh siswanya di sekolah.
Seusai bercerita kepada isterinya, Budi tiba-tiba muntah dan minta untuk ditidurkan di ranjang tidurnya.
Shinta kemudian menggotong suaminya ke kamarnya lalu mencoba menghubungi dokter.
Namun nomor dokter yang dicari di ponsel tidak ditemukan.
Karena korban sudah tidak sadarkan diri, korban kemudian dibawa ke Puskesmas Torjun.
Karena pihak Puskesmas tidak mampu menangani korban, korban kemudian dirujuk ke RSUD Kabupaten Sampang.
Namun, rumah sakit tersebut juga mengaku tidak bisa menangani korban sehingga korban langsung dirujuk ke rumah sakit di Surabaya.
Namun korban sudah meninggal dunia sekitar pukul 20.00 WIB.
Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Barung Mangera dalam keterangannya menyatakan Budi tewas setelah mengalami mati batang otak.
Ayah korban, Mohamad Satuman Asyari, mengaku sangat terpukul atas peristiwa yang dialami anaknya.
Namun peristiwa tersebut dianggapnya sebagai ujian bagi keluarganya.
"Saya ikhlas menerima ujian ini. Namun harapan saya agar Polisi bisa menyelesaikan kasus ini sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku," ungkap Satuman. (*)