Find Us On Social Media :

Wisata Kota Yogyakarta Sudah Kehilangan Rohnya, Inilah Daerah Penggantinya

By Alfa, Minggu, 4 Februari 2018 | 16:32 WIB

Pejalan kaki melintas di trotoar sisi timur Jalan Malioboro, Yogyakarta, Rabu (13/4). (KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO)

Ia mencontohkan salah satunya saat pembangunan hotel seharusnya bekerjasama dengan penduduk lokal.

"Pemilik hotelnya harus warga Gunungkidul. Jangan seperti hotel di Yogyakarta ada sekitar 250 sebagian besar pemiliknya bukan warga asli. Sharing ekonomi bisa ketemu separuhnya komunitas Gunungkidul, itu yang membedakan dengan daerah lain,"katanya.

(Berseteru Dengan Anak Kandung Sendiri, Berikut Pengakuan Annisa Bahar yang Menyedihkan)

Ketua DPRD Gunungkidul Suharno sepakat dengan wacana tersebut.

Dia mengatakan pembangunan pariwisata berbasis budaya dan potensi lokal sehingga perdampak pada perekeonomian masyarakat, penyerapan tenaga kerja lokal dan pengentasan kemiskinan terutama daerah pesisir selatan.

"Pembangunan sarana prasanaran jalur pariwisata serta pengembangan jaringan transportasi yang menghubungkan kawasan pariwisata,"katanya.

Sekretaris Daerah Kabupaten Gunungkidul, Drajad Ruswandono mengatakan pemerintah akan membangun revitalisasi kawasan wisata Pantai Barun dan karakal hingga pembangunan rest area wisata.

Pembangunan pariwisata mengacu pada visi dan misi bupati dan wakil bupati sebagai daerah tujuan wisata yang terkemuka dan berbudaya menuju masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri, dan sejahtera pada tahun 2021.

"Untuk menarik kunjungan wisatawan, kita mempersiapkan event yang berkelas Internasional," ucapnya.

(Pengakuan Sopir Pribadi Pengacara Hotman Paris Hutapea, Ungkap Rahasia Perlakuan Majikannya )

(Berita ini juga tayang di Kompas.com dengan judul Dosen UMY: Pariwisata Yogyakarta Mulai Kehilangan Rohnya)