Tak kalah miris, ketika para petugas Tahura mengecek isi tak yang dibawa Masirin, mereka hanya melihat baju ganti serta KTP tanpa perbekalan untuk pendakian yang memadai.
Mendaki di usia senja dengan perbekalan minim bukannya tanpa risiko.
Bukan hanya kelelahan, sang kakek juga sempat linglung serta pikun saat dievakuasi di kantor Tahura.
Baca Juga: Suhu Ekstrem hingga Minus 3 Derajat di Puncak Gunung Lawu, Seorang Pendaki Dilaporkan Pingsan
Alhasil, Masirin tak bisa menjawab tatkala para petugas menanyai soal nomor kontak keluarganya yang bisa dihubungi.
“Ditanya tidak tahu siapa keluarganya yang bisa dihubungi. Saat ini masih di kantor Tahura,” Marwoto menambahkan.
Marwoto kemudian menuturkan Masirin mengaku berangkat menuju puncak Lawu melalui Pos Cemoro Kandang pada Rabu (4/9/2019).
“Ngakunya naik ke puncak pada Kamis pagi, kemudian tersesat dan ditemukan oleh pencari rumput pada Sabtu pagi,” kata Marwoto lebih lanjut.
Ternyata aksi nekat Masirin sempat dicegah oleh pengelola Pos Cemoro Kandang yang mengimbau sang kakek agar tidak melakukan pendakian karena faktor usia.