Find Us On Social Media :

Cerita Pilu Penjaga Sekolah di Karawang, 14 Tahun Tinggal di Ruang Guru Bareng Anak Istri, Pernah Cuma Dapat Honor Rp 150 Ribu per Bulan

By Siti Maesaroh, Minggu, 8 September 2019 | 18:12 WIB

Destria Wibowo 14 tahun tinggal di ruang guru

Laporan Wartawan Grid.ID, Siti Maesaroh

Grid.ID - Inilah kisah Destria Wibiwo (42) yang berprofesi sebagai penjaga sekolah.

Ia diketahui sudah hampir kurang lebih 14 tahun tinggal di ruang guru bersama istrinya, Iis Isnayanti (40), dan anak perempuannya.

Destria mengaku bekerja sebagai penjaga sekolah di SDN III Karawang Wetan sejak tahun 2004.

Melansir dari Kompas Sabtu (7/9/2019), ia terpaksa melakoninya profesi itu karena tak punya pilihan lagi semenjak dirinya kontrak bekerja di sebuah pabrik di Karawang telah berakhir.

Baca Juga: Teman Sekolah Dibunuh dan Dibakar Ibu Tiri, Begini Tanggapan dari Al Ghazali

Karena alasan itulah, ia memutuskan dan memberanikan diri menjadi penjaga sekolah.

Ia mengaku sama sekali tak malu harus menjalani profesi sebagai penjaga sekolah, semua itu ia lakukan semata-mata demi istri dan anaknya.

"Saya tidak malu,karena saya punya anak istri yang harus dinafkahi. Sementara mencari pekerjaan itu gak gampang," ucap Destria dikutip dari kompas.

Baca Juga: Gempa Banten Berpusat di Sunda Megathrust, Peneliti LIPI Ingatkan Gempa Dahsyat 400 Tahun Lalu di Selatan Jawa : Dipastikan Akan Terjadi Lagi, Tidak Tahu Waktunya Kapan

Sebelumnya, Destria mengaku sempat tinggal di rumah dinas kepala sekolah, namun karena saat itu akan dibuat ruang kelas ia terpaksa tinggal di gudang sekolah.

Karena kurang layak akhirnya ia dan memutuskan untuk tinggal di ruang guru saja.

"Karena kondisinya tidak layak, seperti banyak nyamuk, banyak tikus, kami meminta izin untuk bermalam di ruang guru," kata Destria.

"Rumah penjaga sekolah juga saat ini rusak, tidak bisa ditinggali," tambahnya.

Baca Juga: Ashanty Kaget dengan Munculnya Teror Kaki Seribu dan Kalajengking, Anang Hermansyah Pernah Ungkap Cerita di Balik Kemegahan Istananya: Rumah Ini Dibangun dengan Darah

Sementara itu, gajinya sebagai penjaga sekolah saat itu hanya berkisar Rp 150 ribu saja, itu pun tidak cukup untuk mengontrak sebuah rumah ditambah lagi untuk kebutuhan sehari-hari.

Namun sekarang honornya sudah naik menjadi Rp 500 ribu, tetapi itu hanya cair setiap tiga bulan sekali.

Ia pun sempat kelabakan bersama istrinya, tapi beruntung sampai saat ini ada beberapa pihak yang menurut penuturannya sering membantunya saat gaji belum turun.

Selain itu, istrinya juga turut membantu dengan berjualan makanan di sekolah untuk menambah pendapatan.

Baca Juga: Bejat! Dapat Restu dari Istri, Seorang Pria di Jambi Ajak Anak Tiri Berhubungan Intim Bertiga

"Saya juga mungut botol plastik bekas untuk tambah-tambah," katanya.

Meski demikian, mereka mengaku tetap bersyukur dan tak mengeluh, yang terpenting bagi mereka ialah Tuhan memberinya kesehatan.

Melansir dari Tribun Mataram Minggu (8/9/2019), Destria dan istrinya sudah memulai aktivitas bekerjanya dari pukul 04.00 WIB.

Mereka biasanya bergegas merapikan kembali ruang guru karena akan dipakai saat jam belajar dimulai.

Baca Juga: Tajir Melintir Sampai Sanggup Bolak-balik Liburan ke Labuan Bajo Naik Kapal Pinisi, Maia Estianty Ngaku Alergi Matahari

Sementara itu, barang-barang mereka seperti alas tidur dan baju untuk sementara akan dibawa ke warung tempat istrinya berjualan.

"Jam 04.00 WIB mulai beres-beres, buang sampah, dan membersihkan sekolah," kata Destria.

Selain itu, Destria juga berharap supaya rumah penjaga sekolah di situ diperbaiki, agar dirinya dan keluarganya tak perlu lagi tinggal di ruang guru.

Baca Juga: Sempat Dinilai Terlalu Jelek untuk Perankan Superhero Asia, Simu Liu Dapat Nasihat dari Tom Hiddleston

"Kami berharap rumah penjaga sekolah diperbaiki," ucap Destria.

"Harapannya, para penjaga sekolah lebih diperhatikan pemerintah," lanjutnya.

Ia mengaku selama ini tugasnya sebagai penjaga sekolah juga ikut berkontribusi menjaga kebersihan, keindahan, dan keamanan sekolah.

Itulah sebabnya, ia berharap supaya pemerintah lebih memperhatikan nasib para penjaga sekolah.

(*)