Grid.ID - Menjadi seorang anggota TNI memang diimpikan oleh sebagian orang.
Demi menjadi anggota TNI, haruslah melewati berbagai tes hingga harus belajar di Akademi Militer (Akmil).
Untuk menjadi anggota TNI harus bersaing dengan ratusan siswa yang telah mendaftar di Akademi Militer.
Kisah haru dialami oleh Emanuel Selviano, pemuda asal Balikpapan, Kalimantan Timur.
Ivan, sapaan akrab Selviano baru saja lulus dari SMA dan langsung mendaftar di Akademi Militer.
Bukan berasal dari keluarga kaya, Ivan memiliki semangat tinggi untuk mengangkat derajat keluarganya.
Setiap harinya Ivan harus ikut membantu perekonomian orang tuanya untuk menyambung hidup.
Ayah Ivan sehari-hari nya bekerja sebagai penjual cilok keliling di Balikpapan, sedangkan sang ibu membantu mempersiapkan cilok dagangan.
Setiap liburan sekolah, Ivan bahkan diwajibkan oleh sang ayah untuk berjualan cilok.
Hal tersebut diunggkapkan oleh Ivan dalam sebuah video yang diunggah di kanal Youtube TNI AD, Senin (9/9/2019).
"Saya baru pertama kali masuk Instansi Akademi Militer ini, terus saya juga baru lulus SMA, saya sekolah di SMA Negeri 3 Balikpapan,"
"Keluarga saya keluarga sederhana, pekerjaan orang tua pedagang cilok,"
"Setiap hari Sabtu dan Minggu saya diwajibkan untuk membantu orang tua," ungkap Ivan.
Tak hanya berjualan, Ivan harus membantu orang tuanya untuk mempersiapkan dagangan setiap hari.
"Membantu orang tua seperti jualan, atau mungkin membantu ibu mempersiapkan untuk jualan," imbuhnya.
Nicholas Nangga Wain, ayah Ivan, bahkan sempat menentang putranya mendaftar di Akademi Militer.
Lantaran cita-cita tersebut terlalu tinggi bagi ayah Ivan ini.
"Daftar ulang untuk Tarunanya kapan? Dia jawab besok pagi terakhirnya, jadi saya sebagai orang tua bingung, loh kamu katanya sudah daftar online gimana kamu?"
"Papa itu kepengin kamu jangan sampai terlalu tinggi cita-citanya," ungkap Nicholas.
Meski mendapat tentangan dari sang ayah, Ivan tetap kekeh mendaftar demi memperbaiki nasib keluarganya.
"Tidak Papa, Ivan tidak mungkin punya cita-cita yang tanggung, Ivan kepengin tahu sejauh mana kita ini, masyarakat kecil ini menjadi orang besar', gitu katanya," cerita Nicholas.
Ivan mengakui bahwa awalnya ia tak ingin mendaftar sebagai Taruna.
Lantaran ia sudah bercita-cita menjadi seorang Sersan.
"Awalnya sih saya nggak ada kepikiran untuk jadi seorang Taruna itu nggak kepikiran sama sekali,"
"Awalnya itu saya ingin menjadi seorang Sersan atau Bintara, soalnya saya melihat dari orang-orang sekitar saya yang masuk Bintara itu gagah, perkasa, berwibawa," ungkap Ivan.
Namun karena pendaftaran Akademi Militer yang dibuka pertama kali, maka Ivan memantapkan hati untuk mendaftar.
"Waktu saya mau mendaftar TNI AD, cuma Akmil ini yang baru buka pertama kali, jadi saya mencoba masuk," imbuhnya.
Ivan bahkan sempat minder mendaftar di Akmil, karena tes masuknya tergolong sulit dan harus menyingkirkan pendaftar yang lain.
"Awalnya saya ragu-ragu juga, soalnya Akademi Militer ini butuh berwawasan tinggi juga kan,"
"Motivasi saya yang membuat saya semakin kuat itu adalah orang tua saya," ungkapnya.
Lolos menjadi Taruna Akmil, Ivan akan dididik selama empat tahun di Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah.
Kedua orang tua Ivan kini telah mendukung cita-cita sang putra.
(*)