Baca Juga: Bintang 500 Days of Summer, Zooey Deschanel Umumkan Cerai dari Jacob Pechenik
Suasana menjadi hening seketika saat Dian Sastro hendak memulai puisi spontannya.
Diiringi dengan nada lirih, Dian Sastro mulai merangkai puisinya.
Dian Sastro mengawali puisi pada 7 Mei 1995.
Ia memposisiskan sosok anak SD yang baru saja menguburkan bapaknya.
Anak gadis yang diceritakan Dian, kini tak lagi memiliki keluarga lengkap.
Baca Juga: Tips untuk Bikin Parfum Murah Wangi Lebih Tahan Lama, Kepoin yuk!
Ia masih punya ibu, tapi tidak lagi dengan bapak.
Kehilangan ayah tentu saja membuat kehidupan sehari-hari gadis malang itu berbeda.
Tapi dalam pikiran gadis tersebut menolak secara logis jika keadaan berubah dan berbeda.
Gadis kecil itu menyangkal bagaimana bisa berbeda sedangkan setiap hari ia selalu bertemu dengan teman, guru, dengan nama, dan peran yang sama membuat hari-harinya terasa berbeda.