Grid.ID - Presiden ketiga Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie alias BJ Habibie wafat pada Rabu (11/9/2019) pukul 18.03 WIB di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
Pria kelahiran Pare-pare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 itu meninggal dunia lantaran faktor usia dan mengalami degenerasi jantung.
Seperti yang diketahui, BJ Habibie sempat menjalani pengobatan sejak 1 September 2019 di Paviliun Kartika, RSPAD Gatot Soebroto.
Kabar mengenai wafatnya BJ Habibie disampaikan oleh putra keduanya, Thareq Kemal.
"Dengan sangat berat, mengucapkan, ayah saya Bacharudin Jusuf Habibie, Presiden ke-3 RI, meninggal dunia jam 18.03 WIB," ujar Thareq di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (11/9/2019), dikutip dari Kompas.com.
Meninggal di usia 83 tahun, BJ Habibie sempat dikabarkan meninggal dunia bahkan dimasukkan ke dalam kamar jenazah saat berada di Jerman.
Baca Juga: Nasihat BJ Habibie Lekat Dipikiran, Ini Foto Kenangan Annisa Pohan dengan Preisden RI Ketiga
Sebagaimana diketahui, BJ Habibie merupakan salah satu putra terbaik bangsa yang sempat menempuh pendidikan di Jerman.
Kisah perjalanan hidup BJ Habibie, pria yang ahli dibidang kedirgantaraan ini menarik untuk diketahui.
Seperti yang dilansir dari laman intisari.grid.id, BJ Habibie semenjak kecil memang senang menyendiri.
Baca Juga: Lewat Peran dan Didikan Ayahnya, BJ Habibie Temukan Segudang Prestasi dalam Kariernya
Selama menjalani pendidikan di Jerman, ia tidak terpengaruh dengan teman-temannya yang mendapat beasiswa tidak mengikat, berbeda dengan dirinya.
"Saya tidak merasa lebih pinter, tidak merasa lebih bodoh, tidak merasa iri dan juga tidak mengganggu. Memang dari kecil saya bermain sendiri,” ujarnya.
BJ Habibie lebih senang mengisi hari-harinya dengan membaca buku baik itu tentang sains, mekanik, filsafat maupun sajak-sajak.
"Kalau sedang sendiri, bukannya saya memikirkan problem sendiri. Saya berjam-jam membaca filsafat dan sajak-sajak, dalam bahasa apa pun," kenangnya.
Habibie sangat berbeda dengan teman-temannya yang memiliki gairah untuk pergi dansa, nonton, dan ngluyur (keluar malam).
Meski begitu, BJ Habibie ngaku tidak menutup pintu jika ada undangan untuk pergi ke pesat.
Baca Juga: Vidi Aldiano Kenang Sosok BJ Habibie yang Berilmu dan Bijaksana
"Kalau di situ ada dansa, ya saya dansa. Masak orang dansa saya di pojok saja? Suruh nyanyi, ya, nyanyi. Suruh cuci piring, ya, cuci piring,” ungkapnya.
Semasa menjalani pendidikan di Jerman, BJ Habibie mengalami titip terberat dalam hidupnya.
Meski mengaku sempat mengalami kesulitan saat skripsi, tetapi itu bukan hal tersulit bagi BJ Habibie.
Baca Juga: Pengakuan Ajudan Pribadi BJ Habibie yang Punya Nama Panggilan Kesayangan
Titik rendah BJ Habibie diungkapkan oleh Gina S. Noer, penulis Buku Rudy: Kisah Masa Muda Sang Visioner, dalam video Najwa Shihab, pada Kamis (11/9/2019).
"Ketika sakit keras, terbangun di kamar jenazah, tapi pada saat sudah divonis akan meninggal yang diingat hanya negerinya?" tanya Najwa Shihab.
Berdasarkan pengakuan Gina, pernah suatu kali BJ Habibie mengalami sakit hingga dikira meninggal dan dibawa ke kamar jenazah.
"Jadi di masa kuliahnya, beliau pernah ngerasa titik terendah. Semua kisah klasik mahasiswa lah, skripsi itu susah, Habibie juga mengalaminya kok," ujar Gina.
Namun, meski sulit menyelesaikan skripsi, itu bukan menjadi titik terendah bagi BJ Habibie.
"Tapi titik terendahnya itu ketika beliau terkena TBC tulang, pnas tinggi, langsung dibawa ke rumah sakit pada saat itu, temen-temennya nggak ada yang tahu, bahkan beliau bilang sempet dikira meninggal, masuk kamar jenazah, ternyata masih hidup, dikeluarin kembali," terang Gina S. Noer.
Baca Juga: Menangis Jika Tak Temukan Jawaban, Begini Cara Sang Ayah Mendidik BJ Habibie
Namun, meskipun sakit, BJ Habibie justru terus mengingat negerinya.
"Ketika dia terbangun, yang diingat oleh beliau adalah negaranya, bangsanya. Kemudian beliau menuliskan sebuah puisi "Sumpahku"," pungkas Gina.
Najwa Shihab pun membacakan puisi "Sumpahku" yang dibuat BJ Habibie di kamar jenazah pada saat itu.
Baca Juga: Pesawat Ciptaannya Pernah Diolok Tak Bakal Laku, Begini Sikap BJ Habibie
"SumpahkuTerlentang, jatuh, perih, kesalIbu pertiwi engkau pegangan dalam perjalanan janji pusaka dan saktiTanah tumpah darahku makmur dan suciHancur badan tetap berjalanJiwa besar dan suci membawa aku padaMu," ucap Najwa Shihab. (*)