Grid.ID - Presiden Republik Indonesia ketiga Bacharuddin Jusuf Habibie, tutup usia pada Rabu (11/9/2019) pukul 18.05 WIB kemarin di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang lebih dikenal dengan nama BJ Habibie, meninggal dunia setelah mendapat perawatan intensif di RSPAD Gatot Soebroto sejak Minggu (1/9/2019) lalu.
Kini, BJ Habibie telah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, pada Kamis (12/9/2019) pada pukul 13.00 WIB.
BJ Habibie dikuburkan tepat di samping tempat pusara istri tercintanya, Hasri Ainun Habibie.
Kepergian BJ Habibie ini pun membuat banyak pihak berduka.
Apalagi, BJ Habibie dikenal sebagai sosok penuh inspiratif bagi masyarakat.
Bukan cuma karena kiprahnya sebagai Presiden RI ke-3, BJ Habibie juga dikenal sebagai seorang jenius asal Indonesia yang berhasil mengabadikan namanya di dunia keilmuwan.
Lewat temuannya, Crack Progression Theory, BJ Habibie berhasil membuat dunia mengakui kepintarannya dan keahliannya di bidang kedirgantaraan.
Ya, kesuksesannya itu didapatnya usai menyelesaikan pendidikan doktoral di bidang kedirgantaraan dari Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachen, Jerman pada tahun 1965.
Tentu, semua itu tak diraihnya dengan mudah.
Mengutip Majalah Hai edisi 10 Agustus 1982 yang berjudul 'Menteri Habibie, Mr. Crack yang Aleman untuk Mencapai Sasaran Harus Rasional', BJ Habibie menceritakan kisahnya selama kuliah di Jerman.
Semasa kuliah, ia mengaku lebih senang menyendiri.
"Saya tidak merasa lebih pinter, tidak merasa lebih bodoh, tidak merasa iri dan juga tidak mengganggu. Memang dari kecil saya bermain sendiri,” ucap BJ Habibie.
Menyendiri bukan berarti menganggur.
Pria yang semasa mudanya kerap disapa Rudy ini mengatakan, dia lebih memilih menyendiri untuk belajar, apapun itu ilmunya.
"Kalau sedang sendiri, bukannya saya memikirkan problem sendiri.
"Saya berjam-jam membaca filsafat dan sajak-sajak, dalam bahasa apa pun.
“Jadi tidak pernah ngluyur, nganggur, kecuali kalau tidur. It's True," kenang Habibie.
Hal yang sama juga diutarakan oleh sahabat BJ Habibie semasa kuliah di Aachen, Jerman, Leila Z Rachmantio.
Ketika hadir di acara Mata Najwa edisi 'Cinta Habibie' yang tayang di kanal Youtube Metrotvnews pada 27 Juni 2016 silam, Lelia menceritakan sosok BJ Habibie dari mata para sahabat.
Menurutnya, BJ Habibie adalah ilmuwan yang memiliki sikap lingkap.
Baca Juga: BJ Habibie Hobi Naik Moge, Potretnya Boncengkan Presiden Soeharto Begitu Melegenda
"Sebagai scientist, lengkap.
"Jadi beliau itu, rajin, teliti, disiplin, dan pinter, kerjanya cuman belajar," ucap Leila.
Setiap kali diajak berdansa, BJ Habibie justru menolaknya.
"Kalau kita dansa-dansa, (dia) enggak. Enggak pernah, gak mau.
"Beliau maunya cuma belajar aja," tambahnya.
Karena lebih rajin kuliah, BJ Habibie kerap kali menjadi acuan para sahabatnya saat mengejar ketertinggalan pelajaran.
"Jadi kalau beberapa dari kita gak ikut kuliah, tanya sama beliau, 'apa sih kuliahnya tadi?', catet, dari Pak Habibie.
"Karena beliau yang paling rajin, tepat selalu ikuti kuliah, gak pernah bolos deh," pungkas Leila.
(*)