"Jadi ada 104 jamaah yang ternyata gak berangkat gitu. Terus aku harus ganti dalam waktu satu minggu," tandasnya.
Karena hal tersebut, Sahrul harus menjual beberapa aset miliknya termasuk mobil, satu unit apartemen dan sebuah rumah untuk menutupi kerugian.
Sayangnya, itu pun belum sepenuhnya dapat menutup semua kerugian.
"Gue harus jual mobil gue, apartemen, rumah yang di Cibubur dalam waktu yang cepat," bebernya.
"Jadi sebenarnya menggunakan popularitas sebagai media promosi itu ada untungnya, ada ruginya juga," imbuhnya.
"Ruginya adalah orang gampang nunjuknya gitu. Daripada nanti ke-blow-up segala macem, akhirnya aku langsung balikin duitnya mereka," jelasnya.
"Itupun masih 50 persennya. Karena kan waktu itu 9500 US Dollar dikali berapa," lanjutnya.
"Tapi separuhnya (jamaah) masih mau bertahan untuk diberangkatkan tahun-tahun berikutnya," sambungnya.
Baca Juga: Romantisnya Alasan BJ Habibie Saat Ditanya Kenapa Tak Jadi Presiden Lagi
Sembari menata kembali bisnisnya yang sempat kacau, Sahrul memasrahkan semuanya atas kehendak Allah SWT.
Dan terbukti, kini bisnisnya mulai berkembang lebih pesat dari sebelumnya.
"Aku bismillah, niatnya memang gak mau nipu. Tapi justru malah aku yang ketipu, dan ini jadi pembelajaran," ungkapnya.
"Jadi aku fokus bangun lagi dari awal, ahamdulillah keganti. Malah lebih alhamdulilah," pungkasnya.
(*)