Proyek pembukaan jalan ini menuai banyak penolakan dari masyarakat.
Mereka menganggap bahwa pembangunan itu melewati daerah perkuburan dan juga perladangan milik masyarakat.
Baca Juga: Hotman Paris Gelontorkan Dana Rp 100 Juta untuk Bantu Cari Korban KM Sinar Bangun di Danau Toba
Sebelumnya, pada Sabtu (7/9/2019), masayarakat telah bertemu dengan Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, pihak BPODT dan Pemkab Tobasa.
Dalam pertemuan itu membahas perihal pembukaan jalan, dan Luhut dengan tegas akan menjamin masyarakat tidak akan dirugikan.
Namun saat BPODT bersama aparat mengirim alat berat masuk dan membuka jalan dari Nomadic Kaldera Toba Escape menuju Batu Silali masyarakat menjadi naik pitam.
Baca Juga: VIDEO : Rekaman Alat ROV yang Temukan Bangkai Kapal Sinar Bangun di Dasar Danau Toba
Kaum ibu dari masyarakat Adat Raja Na Opat Sigapiton menjadi histeris dan nekat melepas pakaiannya satu persatu dan menghalau aparat yang membawa alat berat.
Togi Butar-butar, salah satu tokoh masyarakat mengatakan masalah perundingan belum selesai dengan tuntas.
"Padahal kan saat pertemuan dengan Pak Luhut Sabtu lalu, soal pembukaan jalan ini harus dirundingkan kembali dengan kami. Kenapa langsung dipaksakan?" ucap Togi.
Baca Juga: Berkat Robot ROV, Inilah 3 Hasil Pencarian Kapal Sinar Bangun yang Tenggelam di Danau Toba
Melansir dari Tribunnews Jumat (13/11/2019), dalam insiden itu salah satu staf Kelompok Studi Pengembangan dan Prakarsa Masyarakat (KSPPM), Rocky Pasaribu, menjadi korban pemukulan.