Grid.ID - Telur merupakan sumber protein yang paling sering dikonsumsi masyarakat.
Selain murah dan mudah didapat, telur juga tergolong mudah untuk diolah.
Namun, kamu sering dibuat bingung dengan harga telur di pasaran, terutama di supermarket yang tak relatif sama.
Dalam satu pak telur isi 10 misalnya, harganya bisa berbeda 1,5-2 kali lipat.
Antara telur negeri "biasa" dengan telur negeri berlabel organik, omega 3, atau bebas salmonela misalnya, harganya bisa jauh berbeda.
Caroline Passerrello, MS, RDN, LDN, juru bicara American Academy of Nutrition and Dietetics menjelaskan mengapa harga telur bisa berbeda dan telur mahal mana yang layak kamu beli.
“Harga telur bisa berbeda karena perawatan ayam-ayam petelur yang berbeda. Beberapa telur mahal yang akan kamulihat di supermarket umumnya berasal dari ayam yang hidup “lebih bebas”, yaitu memiliki kandang yang lebih luas dan bebas berlari di luar kandang. Sehingga petani membutuhkan biaya lebih besar dalam perawatannya".
"Sedangkan kebanyakan telur konvensional berharga standar, berasal dari ayam yang hidup di dalam kandang sempit, ditumpuk, bahkan tak dapat mengepakkan sayap, sebagai cara termurah bagi seorang petani untuk menghasilkan banyak telur,” jelas Passerrello.
Jadi, jika kamu ingin membeli ayam biasa, tanpa label organik, omega-3, atau pasteurisasi misalnya, kamu tak perlu membeli yang lebih mahal.
Tetapi bila berbicara soal gizi, tidak ada perbedaan besar antara telur konvensional dan organik, kata Passerrello.