Find Us On Social Media :

Benarkah Vape Lebih Baik daripada Rokok? Ini Penjelasan Pakar!

By Irma Joanita, Selasa, 6 Februari 2018 | 20:23 WIB

Acara Media Health Forum

Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Suminar

Grid.ID - Rokok elektrik atau yang biasa disebut dengan vape diciptakan untuk mengurangi asap rokok.

Fenomena vape atau vapor saat ini tengah menjadi tren di kalangan orang-orang yang perokok.

Terlebih vape memiliki banyak varian rasa cairan yang membuat banyak orang lebih menyukai vape daripada rokok.

Adapula yang mengatakan vape ini sebagai peralihan dari kebiasaan merokok.

( BACA : Begini Cara Anies Baswedan dan Ahok, Tangani Kasus Banjir di Jakarta)

Hal itu dikatakan karena banyak yang menyebutkan kalau vape lebih baik daripada merokok.

Lantas, apakah hal itu benar?

Menurut seorang dokter spesialis paru, dr. Elisna Syahruddin, Ph.D, Sp.P mengungkapkan bahwa rokok dan vape itu sama saja dan tidak ada yang lebih baik.

"Kata siapa itu vape lebih baik dari pada rokok? Semua sama saja tidak ada yang lebih baik, dapat merusak kesehatan," ujarnya saat ditemui Stylo Grid.ID di Bebek Bengil, Jakarta, Selasa (06/02/2018).

Dokter Elisna pun menambahkan bahwa segala sesuatu yang dihisap dapat berbahaya bagi kesehatan, dan dapat memicu terserangnya penyakit kanker paru-paru.

( BACA : Wah Instagram Taeyang BIGBANG Banjir Komentar Netizen Setelah Unggah Video Ini!)

"Semuanya berbahaya, semua yang dihisap baik rokok, vape, ataupun sisha itu berbahaya. Dan tentunya bisa menyebabkan kanker paru-paru," lanjutnya.

Perlu diketahui bahwa kanker paru-paru saat ini menjadi salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat Asia.

Jika dulu penderita kanker paru-paru diderita oleh orang berusia 40 tahun keatas, saat ini usia pengidap kanker bisa terjadi pada yang lebih muda.

( BACA : Turut Prihatin Kebakaran Krukut, Vanessa Angel Akhirnya Ikut Kegiatan Sosial untuk yang Pertama Kali)

"Karena dulu itu, para perokok biasanya orang dewasa, nah semakin kesini banyak anak-anak muda yang merokok. Kalau misalnya dulu pengidap kanker paru-paru berusia 40 tahun, saat ini bisa berusia 30 tahun. Bahkan saya pernah mendapatkan pasien yang berusia 13 tahun," tutup dokter Elisna. (*)