Grid.ID - Belum genap sebulan paska viralnya video pasien yang dilecehkan perawat National Hospital, Surabaya, Majelis Kehormatan Etik Keperawatan Jatim baru-baru ini melakukan kajian terhadap tersangka, ZA.
Seperti diketahui, ZA ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi dalam kasus dugaan pelecehan seksual kepada pasien yang sedang tidak sadar setelah menjalani operasi.
Sekretaris Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Misutarno mengatakan, hasil kajian majelis kehormatan yang digelar pada Sabtu (3/2/2018) menyebutkan, ZA tidak melanggar kode etik keperawatan.
"ZA tidak melanggar kode etik keperawatan. Artinya, ZA tidak melakukan pelecehan seksual kepada pasiennya," katanya dikonfirmasi, Selasa (6/2/2018) seperti dikutip[ Grid.ID dari Kompas.com.
Dia menyebut, apa yang dilakukan ZA sudah sesuai prosedur standar operasi (SOP) perawat saat menangani pasien seusai menjalani operasi. "ZA hanya mengambil alat di sekitar payudara pasiennya," ujar Misutarno.
Terkait masalah hukum selanjutnya, PPNI menyerahkan sepenuhnya kepada kuasa hukum yang telah ditunjuk. "Wilayah kami hanya menjelaskan secara etik profesi," ucapnya.
27 Januari lalu, ZA ditetapkan sebagai tersangka oleh Polrestabes Surabaya.
Dia terancam Pasal 290 KUHP tentang Pelecehan Seksual kepada seseorang dalam keadaan tidak sadar. Ancaman hukumannya 7 tahun penjara.
Aksinya Viral Setelah Mengkartu Kuning Jokowi, Netizen Soroti Kejanggalan Pada Jaket Zaadit Taqwa!
Kasus tersebut diproses polisi setelah ZA meminta maaf kepada pasien perempuan National Hospital Surabaya di video.
Sambil menangis, pasien mengaku payudaranya diraba ZA.
Dipecat secara tidak hormat
Sementara itu, sebelumnya ZA diketahui telah dipecat secara tidak hormat oleh pihak Manajemen Rumah Sakit National Hospital Surabaya.
Pernyataan itu disampaikan Kepala Perawat Rumah Sakit National Hospital Surabaya Jenny Firsariana kepada wartawan, Kamis (25/1/2018).
"Oknum perawat akan ditindak tegas dan diberhentikan secara tidak hormat," ujar Jenny.
Cak Percil dan Cak Yudho, Pelawak Indonesia yang Diadili di Hongkong
Manajemen, sambung dia, tidak menoleransi segala tindakan yang merugikan pasien.
Jenny juga meminta maaf atas aksi pelecehan perawatnya terhadap pasien.
"Kami meminta maaf kepada pasien dan keluarga pasien. Kami juga menyesalkan hal ini bisa terjadi," katanya. (*)