Seperti yang dilansir Grid.ID dari laman Tribun Jateng, Suyono, anak angkat Mbah Pani menjelaskan, ritual topo pendem kali ini dilakukan bapaknya untuk yang kesepuluh kali.
"Topo pendem seperti ini sudah dilakukan beliau sebanyak sembilan kali. Dan hari ini adalah yang ke-10," ungkap Suyono, seperti yang dikutip dari TribunJateng, pada Selasa (17/9/2019).
Mbah Pani sendiri merupakan seorang pemain senior sekaligus ketua Ketoprak di Desa Bendar, Juwana, Pati.
Sebelum melakukan topo pendem atau topo ngeluwang, ia terlebih dulu menunaikan ibadah salat Magrib di Musala Al-Ikhlas tak jauh dari kediamannya.
Dalam menjalani ritual topo pendem, ia selama lima hari lima malam dikubur di liang tanah yang ada di dalam rumahnya.
"Karena ini yang terakhir, nanti tidak cuma tiga hari, tapi lima hari," kata Mbah Pani.
Baca Juga: Penuh Haru, Wanita Ini Berjumpa dengan Bayi yang Ditemukannya Dikubur Hidup-hidup 20 Tahun Lalu
Sebelumnya, Mbah Pani menjalani topo pendem hingga 9 kali tiap bulan suro, selama tiga hari tiga malam.
Sebanyak dua kali, Mbah Pani menjalani topo ngeluwang di luar desanya, yaitu di desa Ketip.
Namun, saat dimintai keterangan seputar alasannya melakukan topo pendem, Mbah Pani enggan memberi jawaban sebelum ritualnya itu selesai.
Baca Juga: Seorang Penulis Terkenal Buat Pesan Tak Biasa Karena Takut Dikubur Hidup-hidup