Datar mengatakan, alasan mereka memilih kelompok keluarga militer sebagai subjek penelitian adalah karena keluarga-keluarga ini tidak bisa memilih tempat mereka tinggal.
Beberapa rumah berada di daerah dengan rasio obesitas yang tinggi dan sebagian lainnya berada di daerah dengan resiko obesitas yang rendah.
"Ini memungkinkan kami untuk menganalisa apakah tinggal di daerah dengan rasio obesitas tinggi juga meningkatkan risiko menjadi obesitas," kata Datar.
Hasilnya, untuk setiap satu persen peningkatan rasio obesitas dalam sebuah daerah, risiko anak-anak mudanya untuk mengalami kelebihan berat badan naik antara 4 hingga 6 persen.
Sementara risiko penduduk dewasanya mengalami kelebihan berat badan naik sebesar 5 persen.
Datar menghubungkan temuan studi tersebut dengan teori penularan sosial (social contagion theory).
(BACA: Terlihat Lebih Gemuk, Ini Komentar Arbani Yasiz)
Jika banyak orang yang obesitas di sekitarmu, risikomu untuk mengalami kegemukan juga tinggi.
"Dengan kata lain, tinggal di sebuah komunitas dimana obesitas adalah hal biasa, dapat menimbulkan gaya hidup malas, makan makanan tidak sehat dan obesitas lebih diterima secara sosial," ujar Datar.
Mereka yang berada dalam komunitas obesitas cenderung minim aktif secara fisik, cenderung tak memiliki lingkungan rumah yang sehat (mengkonsumsi banyak makanan cepat saji dan tak memiliki batasan berapa banyak memakannya), serta cenderung tak pernah masak di rumah.
Datar dan Nicosia mengamati keluarga-keluarga militer tersebut sepanjang waktu dan berharap mendapatkan data spesifik soal perubahan berat badan dari para partisipan, dari sejak awal mereka mulai tinggal di sana hingga ke depannya.