Grid.ID - Ulah ketua BEM Universitas Indonesia (Zaadit Taqwa) mengkartukuningkan Presiden Jokowi, banyak diperbincangkan masyarakat.
Aksi itu dilakukan saat Jokowi menghadiri acara Dies Natalis Ke-68 UI di Balairung, Depok, Jumat (2/2/2018).
Zaadit mengatakan, kartu kuning itu diberikan kepada Jokowi sebagai bentuk peringatan atas berbagai masalah yang terjadi di dalam negeri.
"Sudah seharusnya Presiden Joko Widodo diberi peringatan untuk melakukan evaluasi di tahun keempatnya” kata Zaadit.
Salah satu peringatan yang diberikan berkaitan dengan Isu gizi buruk di Asmat.
Berdasarkan data Kemenkes menyebutkan, terdapat 646 anak terkena wabah campak dan 144 anak menderita gizi buruk di Asmat.
Selain itu, ditemukan pula 25 anak suspek campak serta empat anak yang terkena campak dan gizi buruk.
BEM UI mempertanyakan mengapa gizi buruk masih terus terjadi meski Papua memiliki dana otonomi khusus (otsus) yang besar.
Pada 2017, dana otsus untuk Papua mencapai Rp 11,67 triliun, yaitu Rp 8,2 triliun untuk Provinsi Papua dan Rp 3,47 triliun untuk Provinsi Papua Barat.
"Kondisi gizi buruk tersebut tidak sebanding dengan dana otonomi khusus yang pemerintah alokasikan untuk Papua," katanya.
Pasca keluarnya kartu kuning dari ketua BEM UI pada Presiden Jokowi, Bupati Asmat mengeluarkan sebuah surat.
Diposting oleh akun @_TNIAU, surat berlogo Garuda Pancasila dan tulisan Bupati Asmat dalam huruf kapital mengenai pencabutan status KLB Campak di Kabupaten Asmat.
(BACA : Tak Terima Suaminya Ditahan Sebagai Pengedar Narkoba, Wanita Ini Datang dan Menangis Histeris)
Isi surat yang ditanda tangani pada 5 Februari 2018 oleh Bupati Asmat, Elisa Kambu S.Sos seperti dibawah ini.
"Sehubungan dengan Laporan Perkembangan Situasi Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak (terlampir) yang kami terima dari Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat pada tanggal 4 Februari 2018 tentang situasi KLB Campak sampai saat dilaporkan dan mengacu PERMENKES 1501 tahun 2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang dapat menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan. maka kami menyimpulkan bahwa : 1. Telah terjadi penurunan temuan penderita campak oleh tim Satgas (TNI. POLRI, KEMENKES, PB IDI) dan bahkan hampir seluruh wilayah tidak ditemukan kasus baru. 2. Apabila ditemukan kasus baru dan tidak termasuk kriteria KLB maka hal ini adalah kondisi normal yang didapati Puskesmas dan tertangani. Berdasarkan perkembangan situasi KLB Campak tersebut di atas maka: PENETAPAN KEJADIAN LUAR BIASA CAMPAK DINYATAKAN DlCABUT DAN TELAH BERAKHIR Dengan demikian atas perhatian dan kerjasamanya, diucapkan terima kasih".
(BACA : Tragis! Kenal Dari Aplikasi Tinder, Mahasiswi Di Jakarta Utara Dicekoki Sake dan Disetubuhi )
Beredarnya surat pencabutan status KLB Campak di Asmat, membuat netizen nyinyirin insiden kartu kuning Zaadit Taqwa ke Presiden Jokowi.
@budisepang1 : lebih hebat BEM UI dong. Baru rencana kesana, bencana sudah teratasi. Dalam dunia kebatinan, itu namanya linuwih. Baru berkehendak saja sudah menyebabkan yg dikehendaki terjadi. Kalau dlm sandiwara saur sepuh, itu disebut sakti mandraguna.
@dkarhita : Tks satgas Asmat! duh ini memalukan bem ui... bem ui teriak2nya telat bahkan sangat tidak perlu, kalau sdh seperti ini bem ui mestinya meminta maaf kpd yg telah mengatasi bencana ini, krn mereka telah bekerja bkan berucap!
@tetsuchan_mom : Terimakasih adik2 @BEMUI_Official yg pemberani. Berkat keberanian "kartu kuning" akhirnya Asmat segera ditangani. Semoga setelah campak, urusan gizi buruk jg berhasil diatasi. Salam unt dokter2 senior dr UI yg sdh lama kerja di pedalaman sana.(*)