Cinta, nama samaran, dirinya mengaku lebih nyaman menjadi pacar simpanan dibandingkan menjadi ayam kampus yang terang-terangan open BO.
Alasannya, karena tak perlu ganti-ganti pasangan yang dikhawatirkan membuat identitasnya cepat terbongkar.
Pertimbangan lain, ia merasa pundi-pundi uang yang didapat jauh lebih besar.
"Jadi kalau butuh uang tinggal minta, nggak perlu berhubungan seksual dengan beberapa pria (untuk mendapatkan jumlah tertentu)," tandasnya.
Dengan menjadi simpanan, Cinta merasa diopeni dan serba kecukupan dari segi finansial.
Setiap kali bertemu, ia diberi uang minimal Rp 1 juta dan paling banyak Rp 6 juta sekali kencan.
"Model transaksi, kalau ketemu pasti kasih, minimal Rp 1 juta-Rp 2 juta. Kadang tidak ketemu pun tiba-tiba ditransfer uang tanpa saya minta," imbuhnya.
(Korban Kedua Longsor Bandara Ditemukan, Kondisi Tubuhnya Berbeda Dengan Dianti Putri)
6. Polisi sudah menciup praktik prostitusi
Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jateng pernah mengungkap fenomena serupa pada 2017.
"Yang kami tangkap mucikarinya, bukan perorangannya, karena mereka (mucikari-Red) merekrut perempuan untuk dipekerjakan," kata Dirreskrimsus Polda Jateng, Kombes Pol Lukas Akbar Abriari, Selasa (6/2) siang.
Lukas Akbar mengatakan kasus itu terjadi bulan April-Mei silam.
Anggotanya mendapati akun Twitter berlabel Wisata Asyik saat tengah melakukan patroli siber.
Akun tersebut memuat konten pornografi, sekaligus menawarkan jasa perempuan untuk dijadikan sebagai obyek seksualitas.
Hasilnya, tim saber menguak identitas pemilik akun itu.
Namanya Nuryadi (36), warga Semarang Selatan.
"Sudah sidang. Vonisnya beberapa tahun kami tidak tahu. Kami tidak mendapat tembusan itu," ujarnya. (*)
(Pengakuan Sopir Pribadi Pengacara Hotman Paris Hutapea, Ungkap Rahasia Perlakuan Majikannya )
(Berita ini juga tayang di Tribunnews dengan judul 6 Fakta Kehidupan Ayam Kampus di Semarang: Pengakuan Pelanggan hingga Aksi Polda Jateng)