Tubuh Mbah Pani dikubur hidup-hidup sebagai rangka ritual topo ngeluwang alias topo pendem.
Ketua Kelompok Ketoprak di Desa Bendar itu pun akhirnya selesai menjalankan topo pendem ke-10 pada hari Jumat (20/9/2019).
Mbah Pani diangkat dari dalam tanah dan selang beberapa saat air keluar dari liang kuburnya.
Baca Juga: Sering Dibenci, Sayur Brokoli Ternyata Berkhasiat Mencegah Leukimia
Pihak keluarga secara rutin menguras air tersebut menggunakan pompa setiap 10 menit sekali.
Hal tersebut disampaikan oleh Joko Wiyono, adik Ipar Mbah Pani, seperti yang diwartakan TribunJateng.com, pada Minggu, (21/9/2019).
Joko juga menyebut air yang keluar dari liang kubur Mbah Pani semula terasa asing lalu berubah tawar.
Baca Juga: Fakta Lain Soal Daun Kratom, Disebut 'Berkhasiat' Namun Dilarang dan Diusulkan Masuk Daftar Narkoba
"Awalnya asin, karena di sini memang dekat laut.
Tapi kemudian berubah jadi tawar setelah digunakan Mbah Pani untuk tapa pendem," kata Joko.
Joko juga mengaku air tawar itu terasa layaknya sumber mata air asli.