Find Us On Social Media :

Kumpulkan Dana Ratusan Juta Rupiah untuk Demo Mahasiswa di Senayan, Ananda Badudu Ternyata Mantan Wartawan yang Sering Malang Melintang Bareng Kakak Isyana Sarasvati

By Andika Thaselia, Rabu, 25 September 2019 | 10:19 WIB

Sosok Ananda Badudu menjadi kunci di balik dana ratusan juta Rupiah yang mendukung demo mahasiswa di Gedung DPR 23-24 September 2019.

Baca Juga: Taman Rusak Gara-gara Para Pendemo, Ganjar Pranowo Minta Pertanggung Jawaban di Depan Ratusan Mahasiswa

Mengutip artikel terbitan Tribun Jakarta, Ananda adalah salah satu personil band Banda Neira yang juga digawangi kakak Isyana Sarasvati, Rara Sekar.

Mulai melejit pada tahun 2012 lalu, sayangnya Banda Neira memutuskan untuk membubarkan diri pada Desember 2016.

Namun, hingga kini Ananda dan Rara masih aktif dalam kegiatan bermusik.

Baca Juga: Viral Video Kericuhan Demo Mahasiswa di Makassar, Pot Bunga Hingga Motor yang Terparkir di Pinggir Jalan Banyak yang Rusak

Bukan cuma karier di bidang musik saja.

Ananda rupanya pernah berkarier sebagai wartawan di Tempo.

Dalam laman LinkedIn Ananda Badudu, tertulis bahwa dirinya pernah menjadi wartawan di PT Tempo Inti Media Tbk.

Baca Juga: Dukung Aksi Mahasiswa yang Demo ke DPR, Para Penumpang Kereta di Stasiun Manggarai Kompak Beri Tepuk Tangan

Sosok Ananda juga rupanya bukanlah orang sembarangan.

Kompas.com memberitakan, Ananda adalah cucu dari ahli bahasa kenamaan sekaligus Guru Besar Fakultas Sastra Universitas Padjajaran, JS Badudu.

JS Badudu dikenal masyarakat sejak tampil dalam acara Pembinaan Bahasa Indonesia yang tayang di TVR pada 1977-1979 dan 1985-1986, yang mana pada saat itu TVRI adalah satu-satunya stasiun televisi di Indonesia.

Baca Juga: Unjuk Rasa Berakhir Ricuh di Makassar, Polisi Tembakkan Gas Air Mata dan Pukul Mundur Mahasiswa yang Demo di Depan Gedung DPRD Sulawesi Selatan

JS Badudu juga telah menelurkan karya yang tak main-main, termasuk Kamus Umum Bahasa Indonesia (1994) revisi kamus Sutan Muhammad Zain.

Ada juga Kamus Kata-kata Serapan Asing yang terbit pada 2003 dan Kamus Peribahasa (2008).

Sebelum menyandang gelar sebagai Guru Besar Fakultas Sastra Universitas Padjajaran, JS Badudu mendapatkan titel Doktor dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada tahun 1975.

Baca Juga: Mahasiswa Turun ke Jalan Tolak RKUHP, Emak-Emak Langsung Gelar Lapak di Trotoar dan Bagikan Makanan Gratis: Ayo, Jangan Sampai Kelaparan!

JS Badudu wafat pada 12 Maret 2016 karena komplikasi penyakit.

(*)