Saat Vany berusaha berdiri, Brimob yang memukulnya tersebut merampas telepon genggamnya dan membantingnya ke trotoar.
Tak puas membanting telepon genggam tersebut satu kali, lagi-lagi Brimob yang memukulinya tersebut mengambil handphone tersebut dan ingin kembali membanting.
Tetapi, anggota Brimob yang lain mengambil telepon genggam tersebut dan memasukkan ke sakunya sendiri.
Baca Juga: Tanggapi Aksi Demo Mahasiswa, Iwan Fals: Kok Jadi Pengin Kuliah Lagi!
Meski Vany Fitria telah mengungkapkan bahwa dirinya adalah wartawan dengan menunjukkan kartu pers dan berjanji akan menghapus gambar yang direkamnya dengan syarat telepon genggamnya dikembalikan, tetapi hal itu tak digubris oleh Brimob tersebut.
Sebaliknya, Brimob tersebut malah melayangkan kalimat-kalimat intimidasi kepada Vany Fitria.
Sehari sebelumnya, Selasa (24/9/2019), wartawan Narasi TV lainnya, Harfin Naqsyabandi, juga dipaksa aparat kepolisian dari Krimum Polda Metro Jaya untuk memformat telepon genggamnya.
Di mana Harfin Naqsyabandi telah merekam aksi kepolisian yang mengeroyok seorang pendemo yang dituduh merusak salah satu fasilitas umum di sekitar pintu gedung DPR.
Narasi TV pun menyatakan sikap atas kejadian ini, di antaranya menuntut pihak kepolisan untuk mengembalikan telepon genggam Vanny Fitria yang dirampas paksa.