Para mahasiswa teknik yang lain pun ikut mengabaikan orasi Maco.
Situasi makin runyam setelah beberapa organisasi kemahasiswaan tetap memaksa masuk ke dalam gedung DPRD.
Desakan ini, membuat aksi dorong mahasiswa dengan aparat tak terhindarkan.
Polisi pun terpaksa menyemburkan watercannon dan gas air mata untuk mengendalikan massa.
Namun kericuhan itu justru berujung maut, seorang mahasiswa meninggal dunia dengan luka tembak di dadanya.
Randy (21) terkena luka tembak saat berada di sekitar 500 sampai 600 meter dari Gedung DPRD Sultra.
Meski sempat simpang siur, penyebab kematian Randy pun akhirnya terungkap.