Helmi mengayuh kursi rodanya setiap jam 5 pagi sejauh 4 kilometer ke tempat kerjanya sembari memulung kaleng dan besi tua di sepanjang jalan.
"Aku mulungin kaleng dan besi tua di sepanjang jalan menuju tempat kerja. Kalau udah terkumpul banyak baru aku jual ke pengepul," tutur Helmi.
Sebenarnya dia pernah berangkat lebih awal yakni tiap jam 4 pagi, namun semenjak kejadian perampokan dia mengaku tidak berani lagi untuk pergi sepagi itu.
"Aku biasanya berangkat lebih pagi sekitar jam 4, tapi setelah kejadian aku dirampok dan dipukuli, aku jadi takut untuk pergi sepagi itu. Karena gara-gara itu, kursi rodaku rusak dan aku harus membeli yang baru," tuturnya.
Ia mengaku terpaksa memulung karena gaji sebesar Rp 1,3 juta sebagai tukang bersih-bersih toilet tidaklah cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan membeli obat ibunya.
Bahkan ia mengaku tak jarang makan sekali sehari atau bahkan hanya minum air putih saja untuk menghemat pengeluaran.