"Kalau orang yang sudah memilih beberpa kali maka loe akan tahu bahwa semua pilihan itu akan mengecewakan, dan itu sudah pasti," ungkapnya.
Pandji juga menjelaskan kenapa semua pilihan itu sudah pasti mengecewakan.
Sebab menurutnya, seseorang yang tidak melakukan suatu hal akan lebih mudah menyalahkan.
"Dalam posisi orang tidak menjabat akan lebih mudah mengatakan yang benar seperti ini, harusnya seperti ini," paparnya.
"Itu karena ngomong seperti itu tidak dalam jabatan tidak akan berdampak dalam bentuk konsekuensi," jelasnya.
Hal itu juga dijelaskan Pandji dengan tokoh politisi lain.
Semua tokoh politisi sebelum menjabat pasti akan lebih mudah memberikan gambaran.
Itu karena mereka belum terjun kedalam sirkuitnya, maka gambaran akan lebih mudah diterangkan.
Pandji juga menjelaskan apabila tokoh politik yang sudah berkecimpung dalam sebuah sirkuit, orang yang kita pilih kemungkinan akan memberikan hal yang mungkin tidak lagi sejalan.
"Orang yang loe pilih akan mengambil keputusan, dan tidak semua putusan ini untuk elu, karna yang dia pimpin bukan hanya elu," ujarnya.
Pandji kembali menjelaskan bahwa pilihan tersebut akan semakin mengecewakan karena tidak semua keputusan itu bisa diterima dengan baik dan sesuai dengan kita.
"Seseorang akan berubah nilainya di mata kita ketika ia tidak lagi sesuai dengan pemikiran kita, dan itu konsekuensi yang harus diambil," tambahnya.
Itulah konsekuensi seorang pemimpin, dan tidak semua bisa memuaskan semua orang.
Pandji juga menganggap bahwa pertanyaan menyesal atau tidak adalah pertanyaan yang aneh.
(*)