Laporan Wartawan Grid.ID, Ismayuni Kusumawardani
Grid.ID - Korea Utara dan Selatan telah lama berselisih.
Sehingga saat atlet dari kedua negara tersebut berjalan di bawah bendera yang sama di upacara pembukaan Olimpiade Pyeongchang Musim Dingin pada Jumat (9/2/18), mereka mencuri perhatian dunia.
Apakah momen ini dapat mengurangi ketegangan di antara keduanya?
Grid.ID melansir Instyle dari Hollywood Reporter, pemain hoki es Korea Utara, Hwang Chung-gum dan juara bobsledder Korea Selatan Won Yun-jong melambaikan bendera putih bergambar semenanjung Korea biru ditengahnya.
( BACA JUGA: Tinggal Hitungan Hari, Korea Utara Batalkan Konser Kolaborasi dengan Korea Selatan, Duh! )
Peristiwa ini terjadi di Stadium Olimpiade PyeongChang, Korea Selatan.
Selain berbaris di bawah bendera Korea yang bersatu, kedua negara tersebut mulai bergabung dalam satu tim hoki es wanita di Olimpiade.
Terakhir kali atlet dari kedua negara berkompetisi dalam tim yang sama saat kejuaraan tenis meja internasional 1991 dan turnamen sepak bola remaja.
Ini bukan kali pertama Korea Utara dan Selatan berdiri di bawah bendera yang sama.
( BACA JUGA: 5 Aktris Korea Selatan yang Berusia Ahjumma ini Memiliki Tampang Polos Saat Menjadi Gadis 20 Tahunan, Begini Foto Perbandingannya )
Mereka pernah melakukan hal yang serupa di Olimpiade Musim Dingin Asia 2007.
Tim Olimpiade gabungan anatar Korea Utara dan Selatan merupakan langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dan di saat bersejarah lainnya, Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, berjabat tangan dengan adik perempuan pemimpin Korea Utara, Kim Yo Jong, saat mereka bersiap untuk melihat upacara pembukaan.
Meskipun Amerika Serikat dan Korea Utara telah saling melempar ancaman satu sama lain sejak Donald Trump melangkah ke gedung putih, Korea Selatan tetap menjadi sekutu kuat bagi A.S.
( BACA JUGA: Donald Trump dan Kim Jong Un Diusir di Olimpiade Saat Membawa Pesan Perdamaian )
Menurunnya ketegangan di antara Korea Utara dan Selatan dapat menguntungkan Amerika juga.
Namun, banyak warga Korea Selatan menentang gagasan untuk menyatukan kedua negara bersama-sama.
New York Times melaporkan, orang Korea Selatan yang lebih muda jauh lebih mungkin melihat gagasan untuk mengintegrasi kembali demokrasi kapitalis mereka yang makmur dengan Korea Utara yang miskin.
Pembicaraan menggabungkan tim dilakukan menjelang Olimpiade Musim Panas 1988 di Seoul namun tidak terjadi.
( BACA JUGA: Gara-gara Drama Reply 1988, Hyeri Girl's Day Didaulat Jadi Pembawa Papan Nama Madagaskar di Acara Pyeongchang Olympics 2018 nih? )
Nampaknya kini gesekan antar negara bisa turun ke titik terendah dalam beberapa dasawarsa. (*)