Find Us On Social Media :

Blak-blakan Akui Anti Orde Baru dan Sempat Tidak Respek kepada Mendiang BJ Habibie, Hanung Bramantyo Ungkap Satu Momen yang Mengubah Pandangannya

By Nesiana Yuko Argina, Selasa, 23 Juli 2019 | 17:05 WIB

Cover - Blak-blakan Akui Anti Orde Baru dan Sempat Membenci BJ Habibie, Hanung Bramantyo Ungkap Satu Momen yang Mengubah Seluruh Pandangannya

Laporan Wartawan Grid.ID, Nesiana Yuko Argina

Grid.ID - Dua minggu lalu, kabar duka menyelimuti Indonesia.

Salah satu putra terbaik bangsa sekaligus Presiden RI ke-3, BJ Habibie meninggal dunia pada Rabu (11/9/2019).

Seluruh lapisan masyarakat merasa kehilangan sosok beliau, terlebih untuk mereka-mereka yang sempat mengenal secara pribadi.

Baca Juga: Teringat Mendiang Ayahnya, Putra Sulung BJ Habibie Menangis dengan Suara Bergetar Saksikan Trailer Film Habibie Ainun

Salah satunya adalah sutradara kenamaan, Hanung Bramantyo.

Secara kebetulan, suami dari aktris Zaskia Adya Mecca itu juga baru saja merampungkan film sekuel dari Habibie & Ainun 3.

Beberapa waktu lalu, melalui tayangan video di kanal YouTube The Bramantyos, Hanung mengenang sosok BJ Habibie.

Diakui ayah lima anak itu jika dulunya ia sama sekali tidak menyimpan rasa hormat pada beliau.

Secara blak-blakan, Hanung pun mengatakan jika ia sangat menentang dan anti dengan Orde Baru.

Hal itu berimbas pada rasa tidak sukanya dengan Habibie, yang pada saat itu menjabat sebagai Presiden RI ke-3 tepat setelah Soeharto lengser.

"Aku 'kan bagian dari mahasiswa yang anti Orde Baru," ujar Hanung seperti dikutip Grid.ID dari video yang tayang pada Rabu (25/9/2019).

Baca Juga: Bentuk Dedikasi Untuk BJ Habibie, Ridwan Kamil Berencana Ganti Nama Bandara Jawa Barat

Zaskia yang pada saat itu ada di sebelahnya sempat menengur ucapan Hanung.

Ia khawatir apa yang disampaikan sang suami itu bisa menimbulkan perspektif yang berbeda, "Ini gak papa? Takutnya jadi SARA atau apa".

"Enggak. Gak papa. Kan memang pada waktu itu disiarkan di mana-mana dan aku ada di 1998 pada saat itu. Aku ikut demo di Semanggi, di Trisakti, terus puncaknya di gedung DPR MPR," jelas Hanung.

Baca Juga: Tertangkap Polisi Sebelum Bertemu BJ Habibie, Jefri Nichol Kirim Doa dari RSKO

"Pokoknya semua yang berbau Orde Baru pada saat itu adalah lawan mahasiswa. Nah BJ Habibie adalah bagian dari Orde Baru," imbuhnya.

"Jadi (kita) tidak ada hormat sama sekali, tidak ada respek. Kita tahu Habibie itu cerdas, pinter, intelek. Dan nama BJ Habibie itu jauh dari diriku sendiri," lanjutnya.

"Apalagi setelah Pak Habibie jadi Presiden terus persoalan Timor Timor lepas. Pada waktu itu aku merasa itu semua ya gara-gara ya itu lah," tandasnya.

Berawal dari permintaan salah satu rekannya untuk bertemu dengan Adrie Subono, Hanung bertemu dengan BJ Habibie secara pribadi di Jerman untuk pertama kalinya.

Awalnya Hanung sempat merasa tak tertarik ketika diminta untuk memfilmkan profil dari Habibie dan Ainun.

"Om Adrie itu menawarkan sebuah profil tentang Pak Habibie dan Bu Ainun untuk difilmkan," ujarnya.

Baca Juga: Terbaring Kritis di Ranjang Rumah Sakit, BJ Habibie Sempat Mengigau Sebut Nama Ainun, Melanie Subono: Seolah-olah Eyang Putri Memang di Sini

"Dia cuma nawarin aja, nih mau bikin film. Nah Mbak Ayi nawarin. Aku yang, 'Aduh habibie ya? Apa menariknya sih?" imbuhnya.

"Akhirnya aku baca dulu. Bacanya juga banyak yang ku lewatin. Nah pada saat titik cerita sama Bu Ainun itu baru mulai menarik. Dari situ baru kebuka sedikit tentang Pak Habibie," jelasnya.

Kesan pertama saat ngobrol dengan Habibie rupanya mulai mengubah pandangannya.

Hanung pun sedikit demi sedikit mulai meninggalkan kebenciannya dan perlahan menaruh rasa hormat untuk bapak pesawat tersebut.

Salah satu yang menjadi alasan dirinya mulai menaruh hormat pada Habibie adalah gagasannya dalam menciptakan pesawat.

Apa yang dikisahkan Habibie rupanya membuat Hanung merasa berkaca dari apa yang ia alami.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: 10 Tahun Tak Cuci Kaki, Ikan-ikan di Spa Mati Usai Pria Ini Celupkan Kakinya Sampai BJ Habibie Rela Keluar RS Demi Jadi Saksi Nikah Anak ART

"Poinnya adalah ada orang yang bikin produk untuk Indonesia tapi oleh orang Indonesia, produk itu tidak diterima. Padahal produknya bagus," kenangnya.

"Pada saat Pak Habibie bercerita seperti itu, rasanya seperti melihat diriku sendiri, 'Ya ampun Eyang, kita sama. Aku juga orang Indonesia yang sedang bikin produk Indonesia. Kebetulan produk ku gak secanggih pesawat, produk ku adalah film Indonesia. Tapi orang Indonesia untuk datang ke bioskop nonton film Indonesia aja berat banget," pungkasnya.

(*)