"Mereka bilang, mereka dapat informasi kalau aku membawa senjata dan minuman keras. Lalu mereka menggeledah isi truk dan memborgolku. Katanya aku akan dibawa ke kantor polisi untuk tes urin," tutur pria 39 tahun tersebut.
Pria tersebut pun kemudian digiring oleh ketiga polisi gadungan itu masuk ke mobil mereka.
Di dalam, aksi pendongan pun terjadi.
Ketiga polisi gadungan tersebut meminta sang supir truk untuk memberitahu mereka pin ATM-nya dengan dalih untuk melakukan pemeriksaan aliran dana.
Si supir truk yang curiga pun menolaknya, namun kemudian dibalas dengan todongan pisau oleh polisi gadungan tersebut.
Karena takut kehilangan nyawanya, si supir truk tersebut pasrah dan menyerahkan pin ATM-nya.
Pintarnya, si supir truk mengaku memiliki sakit stroke di masa lalu sehingga para polisi gadungan itu tidak merasa khawatir meninggalkannya hidup-hidup.
Si supir truk tersebut hanya ditinggalkan dengan tangan terborgol di belakang di sebuah hutan di Ulu Yam.
Sedangkan ketiga polisi gadungan tersebut berhasil membawa lari uang tunai senilai Rp 19 juta yang baru saja ia ambil dari bank, serta sebuah handphone dan truknya.
Sementara si supir truk yang berpura-pura kesakitan itu berhasil keluar dari hutan dan mencari pertolongan.
Saat ini, kasus tersebut telah dilaporkannya ke pihak kepolisian setempat.
(*)