Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Jerawat adalah masalah yang dianggap cukup rumit bagi para wanita.
Sebanyak 85 persen remaja dipengaruhi jerawat dengan tingkat tertentu.
Menurut para ahli, jerawat adalah penyakit yang terjadi pada unit pilosebaceouse, jerawat biasanya berada pada kelenjar sebaceouse serta otot terkait.
Sebaceouse ini adalah kelenjar minyak yang tepat berada di bawah jaringan kulit.
Melansir dari Daily Nation pada Senin (30/9/2019), menurut Andrea L. Zaenglein, Profesor dermatologi dan penelitian kesehatan di Penn State melaporkan New England Journal of Medicine terkait efek jerawat.
Jerawat yang diderita remaja, disebutkan dapat mempengaruhi psikologi seseorang.
Efek psikologis dari jerawat ini dapat berdampak besar.
Bahkan orang yang memiliki jerawat beresiko sangat besar memiliki kualitas hidup yang negatif.
"Jerawat remaja dalam mempengaruhi perasaan tentang diri mereka, bahkan dapat menyebabkan depresi," ungkapnya dalam sebuah wawancara.
Hal itu dikarenakan posisi jerawat berada di wajah.
Sebab wajah sendiri merupakan hal pertama yang dilihat oleh seseorang ketika bertatapan.
Hal itu yang menyebabkan tingkat kepercayaan seseorang berkurang.
Sedangkan menurut Dr. Robert P. Dellavalle, profesor dermatologi di University of Colorado di Denver menyampaikan bahwa jerawat adalah salah satu penyakit yang dapat melemahkan seseorang.
"Jerawat tidak membunuh tetapi bisa melukai orang secara harfiah dan psikologi," tambahnya.
Dengan adanya pernyataan tesebut maka para ahli dermatologi menyebutkan bahwa penyembuhan jerawat harus ditangani dengan tepat.
Namun, perawatan yang tepat ini biasanya sering tertunda ketika seseorang merasa jerawat yang mereka derita akan segera membaik dengan sendirinya.
Padahal jerawat bisanya memakan waktu yang cukup lama untuk menyembuhkannya.
Untuk menghindari munculnya jerawat itu sendiri diterangkan oleh Dellavalle karena hormon.
Itulah sebab jerawat juga harus ditangani dari dalam.
Untuk perawatan luar, ia hanya merekomendarikan untuk menggunakan perawatan atau produk yang lembut dan menghindari sabun.
Selain itu ditambahkan oleh Zaenglein untuk melakukan pembatasan cuci muka, yakni cukup dua kali dalam sehari.
Selanjutnya ia juga menyarankan agar tidak bermain-main dengan obat bebas jika jerawat sudah luas atau parah.
Lebih baik segera mengobatinya secara profesional untuk mencegah dari jaringan parut.
Antibiotik juga merupakan obat yang efektif, tetapi untuk menghindari resistensi bakteri, mereka hanya boleh digunakan untuk beberapa bulan.
Pengobatan jerawat yang sudah meradang, biasanya memang harus dilakukan perawatan dengan sabar.
Pengobatan ini bisa memakan waktu enam hingga delapan minggu untuk mendapatkan hasil yang efektif.
(*)