Kemudian, petugas medis tiba di lokasi 20 menit setelahnya.
"Rasanya sangat menyakitkan di mata kanan saya," kata Veby kepada petugas.
Dia kemudian dilarikan ke rumah sakit dengan ambulans.
Veby juga terluka pada bagian dahinya.
Asosiasi Jurnalis Hong Kong mendesak pihak berwenang untuk menjelaskan mengapa wartawan, termasuk Veby, diduga menjadi sasaran polisi pada Minggu kemarin.
Ketua asosiasi Chris Yeung Kin-hing mengatakan kepolisian perlu menjelaskan mengapa peluru ditembakkan ke arah wartawan.
"Itu hampir menyerang wartawan. Ada juga petugas polisi yang menggunakan semprotan merica pada wartawan pada hari Minggu."
"Dan sejumlah kasus wartawan terkena peluru karet di masa lalu," kata dia.
Yeung mengatakan dia tidak bisa mengerti mengapa wartawan berulang kali terluka oleh polisi anti huru hara.
"Polisi perlu menjelaskan mengapa, alih-alih melakukan perbaikan, keadaan malah memburuk," katanya.
Secara terpisah, seorang petugas dari konsulat Indonesia di Hong Kong mengatakan para pejabat telah mengunjungi Veby di rumah sakit.
Dia menambahkan bahwa konsulat telah menghubungi polisi dan pihak berwenang lainnya dalam kasus ini.
“Kondisinya stabil sekarang, tetapi dia perlu perawatan lebih lanjut. "
"Kami akan terus memantau kondisinya dan akan memberikan bantuan yang dibutuhkan," kata pejabat dari KJRI itu. (*)