Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Lagi, setelah ditemukan gajah Tikiri yang dipekerjakan siang hingga malam tewas, kini Sri Lanka kembali dikabarkan dengan 3 gajah mati terbunuh.
Gajah yang telah dinobatkan sebagai hewan langka dan dilindungi itu dikabarkan telah mengalami penurunan populasi setiap tahun.
Melansir dari Msn.com pada Senin (30/9/2019) ditemukan tiga ekor gajah telah tewas di dekat Sigiriya.
Penemuan tiga bangkai gajah di Sigiriya, dekat benteng batu akad kelima dan situs warisan yang dilindungi UNESCO.
Baca Juga: Fans Kaget Lihat Rok Mini Nayeon TWICE Robek Saat Manggung, Agensi Jelaskan Penyebabnya
Keterangan tersebut telah dikonfirmasi dari pihak kepolisian setempat.
"Sejak Jumat kami telah melaporkan menemukan tujuh gajah tewas, beberapa gajah tersebut diketahui telah memiliki gading," terang Ruwan Gunasekara juru bicara kepolisian.
Menurut data yang ditemukan hampir 200 gajah terbunuh setiap tahun.
Gajah-gajah ini ditemukan mati akibat diracun.
Lantaran banyak petani yang merasa terganggu ketika gajah-gajah itu tersesat dan merusak ladang.
Sementara data yang lain menyebutkan bahwa sekitar 50 orang setiap tahun meninggal akibat gajah berkeliaran di desa-desa mereka.
Bahkan pada hari Jumat lalu ditemukan seorang pria dan ibu hamil meninggal.
Para ahli dan dokter hewan kini tengah melakukan autopsi terhadap hewan dan penemuan mayat itu.
Polisi menduga serentetan insiden itu melibatkan gajah-gajah liar yang menyerbu desa dan membuat kerusakan.
Kemungkinan besar hewan itu telah mati diracun oleh warga karena menyebabkan kerusuhan di desa.
Baca Juga: Sudah Resmi Bercerai: Tata Janeta: Anak-anak Tahu Bapaknya Pulang Kampung!
Dengan Insiden tersebut, akhirnya warga membunuh gajah.
Meskipun secara teori dapat dikenakan hukum mati karena membunuh hewan langka.
Kendati demikian, populasi gajah di Sri Lanka kini dilaporkan telah mengalami penyusutan.
Populasi gajah didata hanya sekitar 7.000 lebih, dari sensus populasi sebelumnya sekitar 12.000 pada abad terakhir.
(*)