Find Us On Social Media :

Teriakan Histeris Ibu Kandung Suliono, Tersangka Penyerangan Gereja St Lidwina Sleman

By Alfa Pratama, Senin, 12 Februari 2018 | 23:21 WIB

Rumah keluarga Suliono, pelaku penyerangan Gereja Santa Lidwina Bedog, Gamping, Sleman, yang berada di Krajan, Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi.(KOMPAS.com/Ira Rachmawati)

Grid.ID - Edi Susiyah (54), ibu kandung Suliono, pelaku penyerangan Gereja Santa Lidwina, mengaku histeris saat pihak polisi memeriksa kamar anaknya, Minggu (11/2/2018) malam.

Suliono adalah anak ketiga dari pasangan Mistadji (58) dan Edi Susiyah (54), warga Krajan, Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Bahkan, ibu empat anak tersebut membanting badannya ke lantai rumahnya dan berteriak, serta mengusir petugas kepolisian dan warga sekitar yang berdatangan ke kediamannya, di Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi.

"Ojo dibongkar-bongkar. Ra ono klambi anakku nang kene. Anakku ditangkap polisi, saiki nang rumah sakit. Metuo... metuo kabeh. Preman-preman kabeh iki. Aku iki wong bodoh, ojo diganggu (Jangan dibongkar. Tidak ada baju anakku di sini. Anakku ditangkap polisi, sekarang di rumah sakit. Preman-preman semua. Aku ini orang bodoh. Jangan diganggu)," teriak Edi Susiyah.

(Suaminya Mengalami Kecelakaan Tanjakan Emen, Istri Sopir Bus Menangis Terus Hingga Tak Percaya Suaminya Jadi Tersangka)

Sebelum memeriksa kamar pribadi Suliono, pihak kepolisian sempat memeriksa keluarga Suliono di rumahnya, termasuk Solikin, adik kandung Suliono yang saat ini masih kuliah di Banyuwangi.

Menurut Solikin, dia jarang berkomunikasi dengan kakak kandungnya karena selain kakaknya jarang pulang, dia sendiri mondok di Pondok Pesantren Ibnu Sina.

"Kami tidak pernah diskusi paham apa pun. Jika bertemu, paling ya cuma ngajak shalat berjemaah di mushala. Jarang berkomunikasi," kata Solikin di hadapan petugas kepolisian.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Banyuwangi AKP Shodiq Effendi yang dikutip Grid.ID dari Kompas.com mengatakan sengaja memeriksa keluarga pelaku di rumahnya dan tidak membawa ke kantor polisi atas pertimbangan kondisi orangtua pelaku yang sudah tua atas permintaan dari tokoh masyarakat sekitar.

(7 Fakta Kehidupan Tersangka Tragedi Tanjakan Emen Subang, Nomor 3 Bikin Haru)

"Tidak ada barang pribadi milik pelaku yang kami amankan. Hanya kalender milik pelaku yang sudah dibawa pagi tadi," jelas AKP Shodiq.

Selain itu, dia juga berkoordinasi dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat di sekitar rumah pelaku untuk menjaga lingkungan agar tetap kondusif dan aman.

"Memang dari pengakuan keluarganya dan tetangganya, pelaku ini orangnya tertutup dan jarang bergaul dengan tetangga sekitar. Pelaku terakhir kali pulang ke rumah tahun 2017 lalu," ujar Shodiq.

(Zumi Zola Jadi Tersangka Korupsi, Begini Cara Eko Patrio Beri Dukungan )

Keluarga Suliono (23), pelaku penyerangan Gereja Santa Lidwina Bedog, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, meminta agar wartawan yang datang tidak mengganggu keluarganya.

"Tolong jangan ganggu keluarga saya. Sudah... sudah.... Keluar saja kalau enggak ada kepentingan apa-apa," kata Edi Susiyah sambil membuka pintu dan meminta beberapa jurnalis untuk keluar dari rumahnya, Minggu (11/2/2018).

(Anaknya Ditetapkan Tersangka, Ibu Sopir Bus Punya Firasat Sebelum Kecelakaan Tanjakan Emen)

Sebelumnya diberitakan, seorang pria melakukan penyerangan dengan senjata tajam saat ibadah misa di Gereja Santa Lidwina Bedog, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Sleman, Yogyakarta, Minggu (11/2/2018) pagi.

Akibatnya, tiga orang umat, satu orang romo, dan satu anggota polisi mengalami luka akibat sabetan pedang.

(Angkernya Tanjakan Emen Subang, Ini 8 Daftar Kecelakaan Mautnya )

(Berita ini juga tayang di Kompas.com dengan judul Teriak Histeris Ibu Kandung Suliono Saat Rumahnya Digeledah Polisi)