Find Us On Social Media :

Sebelum Arga Trias Tahta Tewas Usai Ikuti Diksar Pencinta Alam Unila, Sang Ayah Sempat Beri Pesan Terakhir: Cari Selamat Aja, Jangan yang Berbahaya

By Agil Hari Santoso, Selasa, 1 Oktober 2019 | 12:37 WIB

Ayah mahasiswa Unila yang tewas usai ikuti diksar pencinta alam, Denny Muhtadin (kanan), ungkap pesan terakhirnya untuk sang anak, Arga Trias Tahta.

 

Grid.ID - Arga Trias Tahta (19), mahasiswa Fakultas Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung (Unila), tewas usai ikuti kegiatan pencinta alam kampusnya.

Arga Trias Tahta tewas usai mengikuti pendidikan dasar (diksar) pencinta alam UKM Cakrawala Unila pada Minggu (29/9/2019) kemarin.

Diksar pencinta alam yang diikuti Arga Trias Tahta dimulai pada Rabu (25/9/2019) dan selesai pada hari Minggu (29/9/2019).

Baca Juga: Terjadi Lagi, Tak Bisa Memilih Mana yang Paling Dicintai, Pria ini Nekat Nikahi Dua Pacarnya Sekaligus

Sebelum mengikuti kegiatan diksar tersebut, Arga Trias Tahta diketahui sempat bergabung dalam aksi demo mahasiswa di gedung DPRD Provinsi Lampung pada dua hari sebelumnya.

Dari keterangan pengurus UKM Cakrawala Unila, kegiatan Diksar yang digelar di Desa Cikoak, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Bandar Lampung itu diikuti oleh 13 peserta.

Dikutip dari Kompas.com, seorang pengurus UKM Cakrawala mengakui jika korban memang sempat pingsan pada Sabtu (28/9/2019).

Saat pingsan, panitia mengaku menyiramkan air agar korban sadar, dan membawanya naik gunung menggunakan sepeda motor untuk diinapkan di kamp.

Baca Juga: Ditinggal Suami ke Warung Kopi, Ratmiati Tewas Dibunuh Kekasih Gelap Gara-gara Tersinggung Usai Berhubungan Badan

Salah seorang pengurus UKM Cakrawala Unila, Shyntia Claudia, mengaku pihaknya sudah mengadakan pelatihan sesuai standar yang ditentukan.

“Kegiatan fisik seperti push up. Kegiatan ini sudah sesuai standar diksar pencinta alam lainnya, tujuannya agar bisa menghadapi dan beradaptasi terhadap kondisi alam,” ucap Shyntia.

Namun, rekan korban sekaligus peserta diksar pencinta alam lain, Aldi Dharmawan (19), memberikan keterangan yang berlawanan.

Baca Juga: Temukan Benda Mirip Boneka di Bak Mandi, Nenek di Cianjur Kaget Saat Tahu Itu Ternyata Mayat Cucunya Sendiri

Melalui Tribun Lampung, Aldi Dharmawan mengaku perutnya dipukuli berkali-kali oleh seniornya.

Kedua pipinya ditampar.

Aldi juga menyebut jika ia dan peserta lainnya disuruh merayap tanpa mengenakan baju, yang mengakibatkan perutnya terluka.

Hal yang sama juga disebut oleh ayah Arga Trias Tahta, Denny Muhtadin (53).

Baca Juga: Viral Video Barisan Marching Band Madrasah Diseruduk Mobil Saat Pawai di Pati, Pelajar Sampai Tersungkur di Jalan

Denny menyebut, ia menemukan jenazah putranya sudah terbaring kaku di ruang jenazah RSBW Bandar Lampung.

"Lihat kaki penuh dengan luka, memar dan biru, begitu juga muka dan tangannya," ucap Denny.

Dengan penuh duka, Denny bercerita bahwa dia lah yang mengantarkan anaknya sendiri ke diksar pencinta alam tersebut.

Baca Juga: Alat Vital Bocah 10 Tahun di Lampung Terpotong Saat Sunat, Baru Ketahuan Usai Korban Mengeluh Susah Kencing Selama 1,5 Bulan

Denny, bahkan sempat memberikan pesan untuk putranya yang hendak berangkat kamping tersebut.

Namun, Denny tak menyangka jika pesannya tersebut adalah kata-kata terakhirnya untuk sang putra, Arga Trias Tahta.

"Kalau mau kamping ya kamping, tapi cari selamat aja, jangan yang berbahaya-berbahaya," ucap Denny, mengenang obrolan terakhirnya dengan sang anak.

Baca Juga: Diduga Dipukuli hingga Merayap Tanpa Baju di Tanah Bak Latihan Militer, Mahasiswa Unila yang Sempat Ikut Demo Meninggal Dunia Saat Diksar Pencinta Alam

Kini, pihak keluarga sudah meminta kepolisian untuk menyelidiki penyebab kematian Arga Trias Tahta.

Jenazah Arga Trias Tahta, saat ini sudah dimakamkan di TPU Dusun Wonokarto, Pekon, Wonodadi, Kecamatan Gadingrejo, pada Senin (30/9/2019) sekitar pukul 11.00 WIB. (*)