Grid.ID - Masih lekat di ingatan banyak orang, kematian guru honorer Achmad Budi Cahyanto di tangan muridnya sendiri, HI, telah menambah noktah hitam pada dunia pendidikan di Indonesia.
Pukulan telak yang mengenai pelipis kanan Budi itu berujung maut.
Budi, guru seni rupa di SMA N Torjung, Madura itu menghembuskan napas terakhirnya Kamis, (1/2/18) di rumah sakit, setelah sebelumnya terkena bogem mentah muridnya, HI.
Kematian Budi lantas menyedot perhatian khalayak dan sekali lagi keprihatinan pada tingginya tingkat kekerasan di dunia pendidikan membuat banyak orang mengelus dada.
Satu Keluarga Dibantaidi Tanggerang: Janda Dua Anak itu Baru Setahun Dinikahi!
Tak hanya itu, terungkap fakta miris lain di balik sosok Budi Cahyanto.
Siapa sangka, nyaris tiga tahun Budi tidak menerima honornya sebagai guru.
Hal ini terungkap saat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengunjungi keluarga almarhum Budi Cahyanto, guru mata pelajaran Kesenian di SMAN 1 Torjun, Sampang itu (1/2/2018).
Muhadjir tiba di rumah duka bersama sejumlah pejabat Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Sampang.
Jangan Abaikan! Jika 10 Gejala Ini Muncul, Berarti Ada yang Salah dengan Ginjal Kamu
Saat tiba di rumah duka, Muhadjir disambut ayah Budi, M Satuman Ashari, dan istri almarhum Budi, Sianit Sinta, yang tengah hamil muda.
Sebelum berbincang lebih lama, mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini masih membaca tahlil dan doa bersama. Bahkan doa penutup dipimpin oleh Muhadjir sendiri.
Seusai doa bersama, Muhadjir menanyakan kondisi keluarga almarhum.
Satuman, selaku kepala keluarga, mengadu soal nasibnya yang sudah hampir tiga tahun tidak menerima honor mengajar dari sekolahnya di SMAN 1 Sampang. Satuman tidak digaji sejak tahun 2016.
"Saya hanya diberi honor Rp 600.000 dari SPP sekolah per bulan. Sedangkan gaji bulanan sebagai honorer daerah sebesar Rp 1 juta, sudah hampir tiga tahun tidak dibayar," ujar Satuman di hadapan Muhadjir seperti dikutip Grid.ID dari kompas.com.
7 Foto Viola Maria, Istri Daniel Mananta yang Tak Pernah Terekspos Media, Cantiknya Kebangetan!
Selain tidak digaji, tunjangan sertifikasi selama dua tahun setengah juga tidak dibayar.
Padahal, guru-guru yang lain, terutama guru swasta di sekolah lain, dibayar semua.
Tunjangan sertifikasi yang cair hanya tahun 2013 sampai 2014. Setelah itu tidak pernah cair lagi.
"Kata Dinas Pendidikan Sampang karena SK saya sebagai tenaga honor sudah tidak berlaku setelah SMA dan SMK diserahkan ke Provinsi Jawa Timur," imbuhnya.
Satuman sudah berusaha agar gaji dan tunjangan sertifikasinya bisa dicairkan.
Namun, Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang selalu berkelit soal administrasi. Proses dua tahun untuk mendapatkan haknya tak membuahkan hasil, Satuman akhirnya pasrah dan diam.
Mendengar aduan itu, Muhadjir berjanji akan segera menyelesaikannya. Menurut dia, akan ada pejabat yang akan menanganinya.
"Biar nanti diselesaikan secepatnya. Ada pejabat yang akan mengurus," ucap Muhadjir. (*)