Melansir dari Tribunbogor, saat itu dirinya yang hanya mengungsi di rumah tetangga ketika terjadi pemberontakan dapat melihat bagaimana rumahnya hangus dibakar.
Sementara ayahnya yang merupakan aktivis masyumi dan seorang penghulu kabur melarikan diri ke Kecamatan Widodaren.
Meski sudah melarikan diri jauh dari rumah, ayahnya, Haji Dimyati, tetap menjadi buronan PKI.
Haji Damyati kemudian diberitakan meninggal setelah terkena tipu daya PKI yang memberinya kabar palsu bahwa desa telah aman dan dia bisa pulang.
Ketika itulah dirinya ditangkap dan di eksekusi di lubang buaya.
(*)