Find Us On Social Media :

Sering Main Game di Tempat Gelap Bisa Picu Gangguan Otak hingga Kebutaan!

By Novita, Kamis, 3 Oktober 2019 | 09:13 WIB

Ilustrasi: Sering Main Game di Tempat Gelap Bisa Picu Gangguan Otak hingga Kebutaan!

Bahkan kurangnya hormon melatonin juga akan mengakibatkan otak sulit berkembang, hingga bisa berdampak pada penyakit kelupaan alzheimer.

Tak sampai di situ saja, akibat dari kekurangan hormon melatonin juga bisa mengakibatkan gangguan psikologis, seperti depresi.

Paparan sinar layar ponsel juga dapat mengurangi jumlah kedipan mata, sehingga berimpikasi pada ketegangan mata, iritasi, kekeringan, hingga mata kabur.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Viral Kisah Seorang Pria Nikahi 2 Wanita Sekaligus dengan Mahar Rp 10 Ribu, Hingga Inul Daratista Curhat Anaknya Habiskan Puluhan Juta Rupiah untuk Main Game Online

2. Kebutaan

Tak hanya iritasi, kekeringan, hingga mata kabur, kebutaan juga merupakan salah satu risiko yang bisa terjadi akibat kerap bermain ponsel di kegelapan.

Bahkan, belum lama ini ada kasus kebutaan akibat kerap bermain game di tempat gelap.

Baca Juga: Pucat Pasi Setelah Kalah Main Games dan Dipaksa Minum Sarden, Ashanty: Nggak Mau, Aku Walk Out Ya!

Dilansir dari laman Kompas.com, Surya Utama (19) warga Kabupaten Asahan kehilangan kemampuan melihatnya sejak Juni lalu.

Pasalnya, cahaya yang dapat ditangkap matanya sanga sedikit.

Bahkan, sorot lampu senter yang diarahkan ke matanya tak mampu terlihat.

Baca Juga: Anaknya Habiskan Puluhan Juta Rupiah untuk Main Game Online, Inul Daratista Curhat : Emaknya Langsung Kejet-kejet, Meriang!

Pada Selasa (10/9/2019) siang, Surya bersama kedua orangtuanya berada di Rumah Sakit Khusus Mata, Sumatera Eye Centre (SMEC) Medan.

Ia menduga, kebutaannya berhubungan dengan hobinya main game 3-5 jam sehari di waktu malam, kadang di tempat gelap sekalian mengisi daya HP.

Awalnya, ia merasa matanya memerah dan pandangannya mulai kabur.

Baca Juga: Jago Main Game PUBG, Pevita Pearce Wakili Indonesia dalam Kompetisi PMCO di Jerman!

Saat diperiksa, dr Pinto Yusneni Pulungan SpM yang memeriksa Surya mengatakan, pasien itu datang dengan diagnosa mengalami glaukoma.

"Glaukoma primer itu, penyakit generatif atau tidak sembuh, dengan peninggian tekanan bola mata dan kerusakan pada saraf penglihatan," kata Pinto.

Saat dilakukan scanning, ternyata saraf mata Surya mengalami atrofi.

"Dari hasil scanning, sudah kita dapatkan bahwa saraf dia sudah mengalami atrofi atau kematian saraf," jelas Pinto. (*)