Grid.ID - Sebanyak 59 pelajar diamankan kepolisian Polda Metro Jakarta Utara pada Selasa (1/10/2019) kemarin.
Puluhan pelajar tersebut ditangkap saat tengah tertidur di trotoar depan Gedung Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Utara dan Stasiun Tanjung Priok.
59 pelajar tersebut tertidur di trotoar setelah mengikuti aksi demo di depan Gedung DPR pada hari sebelumnya, Senin (30/9/2019).
Demo yang diikuti para pelajar tersebut sempat berujung rusuh hingga tengah malam.
"Tadi pagi kami mendapatkan informasi dari Kajari pada saat kajari itu mau masuk kantor itu melihat di halaman kantor Kejari.
Banyak anak-anak yang tidur di trotoarnya dengan pakaian SMA seperti kelihatan kelelahan sehingga kemudian dia lapor ke kami," ungkap Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Budhi Herdi Susianto, dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
Salah satu yang ikut diamankan aparat adalah pelajar berinisial YI (17).
Mengutip Tribun Jakarta, YI ditangkap saat tengah tidur bersama teman-temannya di trotoas sekitar Stasiun Tanjong Priok pada Selasa pagi.
Pemuda yang tinggal di Kuningan, Jawa Barat itu mengaku, ia sebenarnya ingin segera pulang bersama teman-temannya dari Stasiun Tanjung Priok.
Namun saat sedang menunggu sembari beristirahat, YI dan teman-temannya diamankan polisi.
Saat diamankan, YI terlihat sangat menyesal.
Apalagi ketika YI mengingat ibunya yang sedang mengurus adiknya yang sakit-sakitan sendirian.
YI hanya bisa menunggu di kantor Polres Metro Jakarta Utara, di hari seharusnya ia membantu ibunya mengurus sang adik yang masih balita.
Usai diamankan polisi, YI mengaku menyesal telah ikut demo.
"Ngedengernya sedih. Kalo tahu kayak begini sih nggak usah ngikut," sesal YI.
Pemuda 17 tahun itu bercerita, ia pamit ke ibunya untuk ikut praktik kerja lapangan di Cirebon.
Namun niat pelajar SMK itu berubah setelah diajak temannya untuk berdemo di Gedung DPR-MPR pada Senin (30/9/2019).
Baca Juga: Tertelan Eskalator, Separuh Tubuh Wanita ini Terjebak dalam Mesin Hingga Buat Pengunjung Lain Panik
"Saya sendiri. Awalnya melihat brosur dari media sosial, dari Facebook, Whatsapp.
"Isi ajakannya demo STM semuanya gabung 30 September," ungkapnya.
YI baru bisa pulang setelah dijemput oleh salah satu gurunya, Adis Azis.
"Selasa siang dapat panggilan dari polisi kalau ada siswa kami yang diamankan," ungkap Azis.
Adis Azis juga mengkonfirmasi pernyataan YI yang sebut ibunya sibuk mengurus adiknya yang sakit-sakitan.
Sedangkan ayah YI sedang merantau bekerja di Sulawesi.
Oleh karena itu, Adis Azis mengaku tak tega menceritakan apa yang dialami YI kepada ibunya.
"Kita tidak tega melihat ibunya itu, apalagi punya anak kecil lagi sakit. Akhirnya kita hanya tanya keberadaan dia (YI) saja," ucap Adis.
Azis menambahkan, sebenarnya pihak sekolah sudah meminta para murid untuk tak ikut demo di Jakarta.
"Kita kumpulin anaknya buat surat pernyataan agar tidak ikut demo ke Jakarta."
"Nah kita tahu si anak ini nggak ada, temen-temennya juga nggak tahu dia ke mana," tutup Azis. (*)