Namun, Maspupah tak langsung diantarkan menuju ke ruang jenazah tempat anaknya terbaring kaki.
Polisi yang mengantarnya itu, justru mampir ke rumah makan untuk mengisi perut dulu. "Polisi ngajak makan dulu.
"Saya sempat ditawari makan. Nggak ah makasih sudah kenyang," ucap Maspupah.
Tangis yang coba ditahannya selama perjalanan kembali pecah seusai melihat wajah anaknya.
Maspupah mengaku, ia diminta menandatangani surat yang berisi keterangan bahwa putranya meninggal dunia karena asma.
"Isi suratnya bilang kalau Maulana Suryadi kena gas air mata dan asma,"ucapnya.
Tak cuma diminta menandatangani surat, Maspupah juga diberi ampop berisi uang sejumlah Rp 10 juta dari seorang polisi.