Laporan Wartawan Grid.ID, Septiyanti Dwi Cahyani
Grid.ID - Namanya mungkin tidak begitu dikenal di kalangan kaum millennials.
Tri Mumpuni Wiyatno atau lebih dikenal sebagai Tri Mumpuni merupakan seorang aktivis sosial dan lingkungan kelahiran Semarang, 6 Agustus 1964.
Sejak kecil, Tri Mumpuni sudah aktif dalam kegiatan sosial.
Cita-cita masa kecilnya menjadi dokter, sangat bertolak belakang dengan keadaannya sekarang.
(BACA: Mira Lesmana Sebarkan Inspirasi Untuk Indonesia Melalui Film-filmnya)
Tri Mumpuni dikenal sebagai sosok yang mengembangkan kemandirian masyarakat di kawasan terpencil melalui pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH).
Tenaga pembangkit listrik ini telah diakui baik di dalam maupun di luar negeri.
Tak jarang ia menyusuri desa-desa yang letaknya jauh dari akses infrastruktru dan informasi.
Hal ini ia lakukan demi memastikan kesiapan masyarakat di sana untuk membangun listrik mikro hidro.
Gagasan untuk membuat tenaga pembangkit listrik ini awalnya muncul karena Tri sering pergi bersama suaminya untuk berkeliling ke desa-desa.
Di sana ia melihat begitu banyak sumber air namun belum ada kabel distribusi listrik di lokasi tersebut.
Hingga sekarang perempuan yang kerap disapa Puni ini sudah menerangi 65 lokasi dengan tenaga mikrohidronya.
Bagaimana membangun potensi desa supaya mereka berdaya secara ekonomi merupakan tujuan utama Tri Mumpuni.
Karena dengan begitu, mereka bisa mengenali dan membangun sendiri peradabannya.
Atas kontribusinya ini Puni berhasil mendapatkan Ashden Award pada tahun 2012.
Pada saat itu, ia juga mendapatkan bantuan sebanyak £ 20.000 atau sekitar Rp 300 juta.
Sebelumnya, Tri Mumpuni juga mendapatkan Climate Hero dari World Wildlife Fund for Nature pada tahun 2005. (*)