"Hari ketujuh di Desa Siosar tepatnya di puncak 2000, saya membawa material ke puncak 2005 dengan mobil hardtop.
"Saat itu posisi saya berdiri berada di bak mobil, untuk menjaga material agar tidak jatuh," ujar Gilang dikutip dari Tribun Medan.
Tepat pada saat itu juga Gunung Sinabung kembali mengalami erupsi dan mengeluarkan banyak debu.
"Mata saya pun tersambar debu dan banyak terhirup juga oleh saya.
Seketika mata saya terasa sangat perih, tenggorokan dan dada saya terasa panas."
"Saya ingin membersihkan dengan air, namun di posisi saat itu tidak ada air.Saat itu saya masih bisa melihat walaupun mata saya masih terasa perih," ujar Gilang.
Alumnus Tamtama tahun 2012 ini juga mulai mengalami demam tinggi pada malam harinya.
Kondisinya semakin lemas, hingga akhirnya ia dievakuasi ke Rumah Sakit Putri Hijau Medan.
Saat menjalani perawatan, Gilang sempat tak sadarkan diri, dan ketika bangun ia merasa tubuhnya lumpuh.