Ia pun meracik jamu tradisional, mulai dari beras kencur hingga kunir, sendiri alias tanpa bantuan orangtuanya.
"Setelah setahun tinggal di Bogor, saya melihat teman-teman berjualan jamu kok enak. Saya juga ingin memiliki pengalaman bekerja sendiri sebelum nanti menikah.
Setelah enam bulan berjualan, gadis kelahiran Wonogiri, 2 Mei 2001, ini kini sudah mendapatkan banyak langganan.
7 Jajanan Jadul yang Bikin Kamu Nostalgia, No. 5 Ada Saat Pulang Sekolah!
Caranya berjualan yang sopan dan supel menjadikan banyak orang membeli jamu gendongnya.
"Terkadang jamu gendong jualan saya sampai habis. Satu hari bisa dapatkan Rp 100.000," kata Pratiwi.
Berjualan jamu gendong tak hanya mendapatkan sukanya saja, acap kali ia harus menghadapi pembelinya yang usil.
Namun, kondisi itu tak membuatnya takut berjualan.
"Hanya digoda-goda saja. Tidak sampai ke fisik," ucap Pratiwi.
Saat ditanya alasan tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan ke SMA, Pratiwi mengaku orangtuanya tak memiliki biaya sekolah.
Sebab, penghasilan bapaknya sebagai penjual mainan dan ibunya penjual jamu gendong hanya pas-pasan.
Untuk menggapai cita-citanya, Pratiwi tak akan berhenti berjualan jamu gendong.