Grid.ID - Baru-baru ini, warga Desa Gesikan, Kecamatan Grabagan, Tuban, Jawa Timur dibuat geger dengan kembali hidupnya seorang pria yang telah dimakamkan.
Kabar pria kembali hidup setelah dimakamkan ini awalnya viral di media sosial setelah akun Mas Deni mengunggahnya ke grup Facebook Media Informasi Tuban (MIT), pada Senin (7/10/2019).
(Rame, di Gesikan Grabagan ada orang meninggal dunia, keliru, beritanya kecelakaan di Lamongan semalam)," tulis Akun Mas Deni, yang kini postingannya telah dikomentari seribu pengguna Facebook.
Setelah ditelusuri, ternyata pria yang disebut-sebut kembali hidup setelah dimakamkan itu adalah Sunarto (40).
Awalnya, Sunarto dikabarkan meninggal dunia karena kecelakaan di daerah Kecamatan Brondong, Lamongan, pada Senin (7/10/2019).
Mendapat kabar tersebut, keluarga Sunarto menjemput jenazah di Puskesmas Kecamatan Brondong, Lamongan untuk dimakamkan.
Namun setelah memakamkan jenazah pada Senin siang, keluarga dan pelayat di rumah duka kaget melihat Sunarto kembali pulang dalam kondisi sehat bugar.
"Jenazah itu datang setelah pukul 12 siang. Dan kemudian dimakamkan sekitar pukul tiga sore, ternyata malam Sunarto pulang," ungkap Modin Desa Gasikan Abdul Qoyum.
Kembalinya Sunarto ke rumah tanpa sedikitpun luka di tubuhnya, membuat pihak kepolisian buka suara.
Mengutip Kompas.com, Kapolsek Grabagan AKP Ali Kandha menyebut memang ada kekeliruan akan kabar kematian tersebut.
"Jadi memang benar kejadian tersebut, tapi ada sedikit kekeliruan yang harus diluruskan.
"Sebab yang meninggal dunia dan dikubur itu sebenarnya bukan Pak Narto, melainkan orang lain," ungkap Ali.
Bukan Sunarto, pria yang meninggal dunia dalam kecelakaan di Lamongan tersebut adalah Wariim, warga Desa Jarum, Kecamatan Semanding, Tuban.
Sunarto (40) yang dikira meninggal dunia, mencoba menjelaskan kronologi kematian temanya, Wariim.
Sunarto mengatakan, saat kejadian Wariim meminjam sepeda motornya.
"Wartim tidak bawa identitas, di motor yang ada identitas saya. Lalu akhirnya dikira saya yang kecelakaan.
"Motor saya dipinjam Wartim tiga bulan karena saya punya hutang," ungkap Sunarto.
Pihak keluarga tak mampu mengenali identitas Wariim lantaran jasadnya sudah tak bisa dikenali lagi akibat kecelakaan.
"Ya karena wajahnya tidak dikenali, akhirnya keluarga saya ya mengira itu saya, kaget begitu melihat saya pulang," lanjut Sunarto.
Terkait identitas jenazah yang salah ini, pihak perangkat desa, aparat setempat, Sunarto dan keluarga korban sepakat untuk tak memindahkan jenazah Wariim.
"Saya sendiri dari polsek, perwakilan dari Koramil, Pak Mudin setempat, Kepala Desa Gesikan dan Desa Jarum, Pak Narto (Sunarto), dan tentunya keluarga dari almarhum akhirnya bersepakat bila makam tidak dibongkar," tutup Kapolsek Grabagan. (*)