Bukannya tersinggung, Vicky justru merasa bangga dilempar pertanyaan semacam itu.
Pasalnya, pertanyaan itu seolah mewakili kegelisahannya akan image yang terbentuk selama ia bergelut di dunia entertainment hingga saat ini.
"Dari sekian talkshow, baru ada pertanyaan seperti ini yang akhirnya membuka jati diri seorang Vicky," terangnya.
"Saya tidak pernah menginginkan situasi ini. Karena yang menjadi imbasnya pasti anak-anak," jelasnya.
"Cuma, yang perlu digaris bawahi adalah di saat kita sudah terjun ke entertain, kita gak bisa pilih apa-apa," imbuhnya.
Diakui Vicky, image yang terbentuk dalam dirinya menjadi nilai jual dalam industri hiburan Tanah Air.
Baca Juga: Ditawari Jadi Sutradara Film Horor, Tora Sudiro Panik dan Ketakutan: Aduh Bisa Nggak Ya
Itu sebabnya ia rela menanggung resiko demi keberlangsungan kariernya sebagai seorang publik figur.
"Saya pernah dibikinin program, saya ikut pesantren, di situ saya (imagenya) baik, nyuci apa segala macem, pokoknya baik banget di situ, tapi share-nya tidak menjanjikan," ungkapnya.
"Kemudian saat saya dibikinkan program realita cinta-cintaan, yang cewek pada nangis, yang masuk yang konflik yang ini, tiba-tiba share-nya tinggi," jelasnya.
Baca Juga: Karena Butuh Uang, Tora Sudiro Debut Jadi Sutradara
"Nah berarti tinggal pilih, 'Vick, ini mau jadi apa kata lo atau lo mau ngikuti industri?' dan saya pikir ya bahan bakarnya tv kan tayangan yang laku," imbuhnya.
"Mau gak mau ya saya ikuti industri. Apapun ceritanya, bagaimana resikonya, saya ikuti industri," pungkas Vicky.
(*)