Find Us On Social Media :

Terduga Teroris Dibekuk di Cengkareng, Keluarga Tak Kaget dan Sebut Perilakunya Sudah Berubah Sejak Miliki Buku Jihad

By Arif Budhi Suryanto, Sabtu, 12 Oktober 2019 | 19:41 WIB

Tempat tinggal orang tua TH di RT 01 RW 05 Ambu Larangan, Cengkareng, Jakarta Barat

Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto

Grid.ID - Densus 88 menangkap terduga teroris berinisial TH (20) pada Jumat (11/10/2019) kemarin.

Penangkapan ini dilakukan di kediamannya yang berada di kawasan Bambu Larangan, Cengkareng, Jakarta Barat.

Kabar ini pun sudah dikonfirmasi oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono.

Baca Juga: Awalnya Dikira Terlibat Curanmor, Seorang Pria Terduga Teroris Dibekuk Densus 88 di Salatiga, Wali Kota: Akan Menjadi Evaluasi Pola Pengamanan!

"Ya benar (ada penangkapan itu)," ucap Kombes Argo Yuwono kepada Kompas.com, Sabtu (12/10/2019).

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, pelaku berinisial TH atau Taufik Hidayat ditangkap di rumah kontrakan orang tuanya.

TH disebut terlibat dalam kelompok media sosial pendukung ISIS atau Daulah.

Baca Juga: Sempat Mengeluarkan Parang dan Hendak Melawan, Seorang Terduga Teroris di Salatiga Ditembak Densus 88

Dirinya juga diketahui telah berbaiat kepada pemimpin ISIS, Abu Bakar Al-Baghdadi, bersama dengan kelompok Abu Zee.

Terbukti dari keterangan yang menyebut TH telah mengikuti idad atau pelatihan penyerangan di Taman dan Lapangan Perumahan Puri Cendana.

Selain itu, beberapa barang yang berhubungan dengan ISIS juga ditemukan dalam penangkapan TH di kediamannya.

Baca Juga: Kronologi Penyerangan di Polsek Wonokromo, Terduga Teroris Pura-pura Ingin Melapor Sebelum Bacok Polisi dengan Celurit

Di antaranya dua buah bendera, sebuah ikat kepala, dua buah topi, selembar foto pahlawan pembela Islam, dan tujuh buah buku.

Namun yang paling mencolok adalah ditemukannya tiga buah bandel dan delapan kertas catatan ISIS.

Menanggapi penangkapan anaknya ini, orang tua TH, Yuspian (49), mengaku perilaku anak pertamanya itu memang sudah berubah sejak memiliki buku jihad.

Baca Juga: Terduga Teroris di Bogor Dikenal Warga Sebagai Orang Baik, Teman Dekatnya Justru Berkata Lain: Kalau Dia Mabuk, Teman di Sini Pada Takut

Buku itu dia dapatkan sejak masih bersekolah SMK pada tahun 2015.

"Dia punya bendera sama buku itu dari pas SMK kelas 1 Tahun 2015. Kalau benderanya disimpan aja di lemari enggak pernah dibawa-bawa, tapi kalau bukunya dulu sering dia baca," katanya kepada Tribun Jakarta.

Yuspian pun sempat melarang anaknya mempelajari buku itu sebab dikhawatirkan sang anak akan terpapar paham radikal.

Baca Juga: 68 Terduga Teroris Ditangkap Sepanjang 2019, Sebut Rencana Penyerangan 22 Mei Mendatang

Namun bukannya menurut, TH malah membangkang.

"Waktu itu sudah pernah saya larang, kayaknya tulisan kayak gini dilarang, tapi sama dia masih disimpan aja itu. Jadi kalau kita bilangin itu malah galakan dia," kata Yuspian lebih lanjut.

Yuspian tidak mengetahui darimana anak pertamanya itu mendapatkan buku jihad.

Sebab sang anak selalu menghindar ketika ditanya terkait asal muasal bukunya tersebut.

Baca Juga: 7 Fakta Kasus Terduga Teroris di Sibolga, sang Istri Nekat Menyandera Anak Hingga Meledakan Diri dengan Bom Lontong

Semenjak membaca buku jihad itu, perilaku TH pun mulai berubah menjadi pendiam dan tertutup dari warga.

Apalagi sejak sang ibu meninggal pada 2017 silam.

"Dari kecil dia emang dekatnya sama ibunya. Pas ibunya almarhum, dia jadi kayak gimana gitu dan fokusnya ke buku itu. Kalau saya ngomong jangan baca buku itu enggak pernah didengerin sama dia," kata Yuspian.

(*)