Kembali dikutip dari RT.com, jurnalis berusia 47 tahun itu menunjukkan betapa mudahnya bagi kelompok Islam menyelundupkan orang-orang ke Eropa.
"Yang kamu butuhkan untuk mendapatkan suaka di Jerman adalah paspor Suriah," ungkapnya.
Jecheskeli mengaku mendapat paspor Suriah setelah melakukan kontak dengan orang Suriah di Istanbul, Turki.
Ungkapnya, dokumen tersebut memiliki harga Rp. 17 juta.
Harga yang cukup murah untuk sebuah dokumen yang praktis terlihat seperti asli.
(Baca juga: Mengira Hanya Diberi Sekuntum Mawar Merah, Ternyata Suami Telah Menyiapkan Hadiah Super Megah)
Beberapa hari kemudian, sang wartawan sudah berada di sebuah fasilitas untuk pengungsi Suriah di Berlin.
Yang bikin kaget, ternyata tidak ada satupun pengungsi yang ditemuinya berniat untuk tinggal di Jerman.
Namun keberuntungan menghampirinya saat menemukan pria pekerja sosial yang merupakan orang Palestina bermigrasi dari Gaza ke Jerman pada tahun 1978.
(Baca juga: 11 Tahun Dipenjara, Wanita Ini Dibebaskan Setelah Terbukti Tidak Bersalah)
Jecheskeli memiliki semua dokumen yang diperlukan dan secara resmi dianggap sebagai pengunsi yang berhak mendapatkan tunjangan sosial.
Pekerja sosial tersebut berkata, "Dengan bantuan Allah, kamu memulai kehidupan baru yang Islami di sini."
Pria tersebut juga memberitahu sang wartawan Israel bagaimana cara mengelabui Pemerintah Jerman dan membawa keluarga ke Eropa.
"Sebenarnya, kamu harus menunggu 3 tahun," kata pekerja sosial berdarah Palestina itu.
Jika terlalu lama, "Bawa saja mereka ke seberang laut sekarang," lanjutnya menawarkan bantuan praktis tersebut.
(Baca juga: Sabu-Sabu Bikin Kurus, Sebenarnya Mitos atau Fakta?)
Pertemuan mengejutkan dengan seorang pria Palestina tidak pernah sama sekali direncanakan sang wartawan Israel.(*)