Find Us On Social Media :

Tak Hanya Wanita yang Bisa Alami Baby Blues, Perubahan Pria Saat Jadi Ayah Bisa Sebabkan Hormon Testosteron Berkurang

By Novita Desy Prasetyowati, Selasa, 15 Oktober 2019 | 10:19 WIB

Tak Hanya Wanita yang Bisa Alami Baby Blues, Perubahan Pria Saat Jadi Ayah Bisa Sebabkan Hormon Testosteron Berkurang

Grid.ID - Ada banyak perubahan pria saat jadi ayah mulai dari suasana hati dan hormon, hingga perubahan tubuh.

Tidak hanya wanita yang bisa alami baby blues, ternyata perubahan pria saat jadi ayah juga tak kalah mengkhawatirkan.

Pasalnya, salah satunya perubahan pria saat jadi ayah adalah penurunan jumlah hormon testosteron.

Baca Juga: Berharap Masuk Surga, Seorang Ibu Tega Tikam Bayinya yang Masih 3 Bulan dengan Pisau Dapur, Pelaku Diduga Terkena Baby Blues Syndrome

Setiap wanita yang sedang hamil pasti mengalami perubahan suasana hati dan hormon, stres, dan perubahan tubuh yang tak terduga.

Perubahan tersebut terlihat tidak tampak pada para pria yang baru saja memiliki anak dan menjadi seorang ayah.

Namun, dipercaya atau tidak, meski mereka tidak mengandung bayi melahirkan tetap ada perubahan yang terjadi pada pria yang jadi ayah.

Baca Juga: Ardina Rasti Beberkan Cara Jitu Agar Wanita Tak Kena Sindrom Baby Blues Pasca Melahirkan

Hal ini seperti studi terbaru yang menunjukkan bahwa pria juga mengalami perubahan hormon, neurologis, dan perilaku ketika mereka menyambut anak-anak mereka yang baru lahir ke dalam hidup mereka.

Lalu apa saja perubahan yang terjadi pada tubuh dan pikiran pria?

Dilansir Grid.ID dari laman brightside.me inilah yang dikatakan sains tentang perubahan pria saat jadi ayah.

Baca Juga: Mengenal Gejala dan Cara Penanganan Baby Blues, Sindrom Psikologi yang Dialami Ibu Pasca Melahirkan

1. Kadar oksitosin bisa meningkat.

Para ilmuwan mempelajari hubungan antara keterlibatan ayah baru dalam kegiatan membesarkan anak.

Saat melakukan kegiatan tersebut ada perubahan kadar hormon mereka dan kesimpulan yang menarik.

Para ayah yang secara aktif bermain dengan anak-anak mereka memiliki tingkat oksitosin yang lebih tinggi dalam darah mereka dibandingkan dengan para ayah yang kurang terlibat.

Baca Juga: Ibu yang Nekat Bunuh Diri Bersama Bayinya di Cilacap Disebut Mengidap Sindrom Baby Blues, Apa itu?

Oksitosin adalah hormon yang bertanggung jawab untuk relaksasi, cinta, perasaan positif, dan ikatan yang kuat antara orang-orang, dan secara alami meningkat pada ibu baru selama dan setelah melahirkan.

2. Otak ayah baru cenderung berubah juga.

Studi MRI dari 16 calon ayah menunjukkan hal yang cukup menarik: otak laki-laki menunjukkan perubahan yang sama dengan yang terjadi pada ibu baru.

Area otak yang terkait dengan kemelekatan, empati, dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan seorang anak memiliki lebih banyak materi abu-abu dan putih antara 12 dan 16 minggu kehamilan daripada yang mereka lakukan di awal.

Baca Juga: Alami Baby Blues, Wanita Ini Akhiri Hidupnya dengan Cara Bunuh Diri

Para ilmuwan percaya bahwa perubahan struktural otak ini menunjukkan cara calon ayah mengembangkan keterampilan pengasuhan yang diperlukan selama kehamilan pasangan wanita mereka.

Dokter yakin bahwa dengan cara ini, otak ayah berusaha memastikan mereka dapat membuat ikatan dengan anak mereka, meskipun mereka tidak mengandung bayi dan tidak melahirkan.

3. Pria bahkan dapat mengalami depresi pascapersalinan.

Depresi pascapersalinan adalah gangguan mood yang disebabkan oleh kehamilan dan persalinan, dan biasanya termasuk kesedihan, keputusasaan, kecemasan, dan lekas marah.

Baca Juga: Di Awal Kelahiran Anaknya, Selvi Kitty Sempat Alami Baby Blues Sampai Enggan Mengurus Bayinya

Para peneliti percaya bahwa depresi pascapersalinan bukan hanya masalah wanita yang dirasakan ibu baru.

Studi menunjukkan bahwa sekitar 10% pria juga mengalami depresi pascapersalinan.

Ini mungkin disebabkan oleh tingkat testosteron yang lebih rendah pada ayah baru yang kami jelaskan di atas.

”Rendahnya testosteron dapat berkontribusi pada perasaan lesu dan tidak tertarik pada kegiatan yang biasanya menyenangkan yang menjadi ciri depresi,” tulis Darby Saxbe, Asisten Profesor Psikologi dari University of Southern California.

Baca Juga: Mytha Lestari Alami Sindrom Baby Blues, Barry Maheswara Jadi Suami Siaga

Sangat menarik bahwa wanita yang pasangannya memiliki kadar testosteron yang lebih rendah setelah melahirkan memiliki lebih sedikit gejala depresi pascapersalinan.

Kenapa bisa begitu? Ternyata pasangan testosteron rendah tampaknya lebih terlibat dalam hubungan dan mereka menunjukkan lebih banyak dukungan emosional kepada pasangan wanita mereka, yang pada gilirannya menurunkan peluang depresi mereka.

Pernahkah kamu memperhatikan perubahan suasana hati dan perilaku ayah baru?

Jika kamu kamu adalah calon ayah, apakah ikut merasakan perubahan saat istrimu melahirkan anak? (*)