Grid.ID - Beberapa bulan lalu, publik dihebohkan dengan kasus mutilasi di Banyumas yang dilakukan oleh Deni Priyanto (37).
Deni Priyanto tega memutilasi Komsatun Wachidah (51), warga Bandung yang merupakan kekasih gelapnya, lalu membuang potongan tubuhnya di dua lokasi yang berbeda.
Potongan tubuh korban mutilasi itu dibuang Deni Priyanto di Desa Watuagung, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas, dan Sempor, Kabupaten Kebumen.
Pelaku yang merupakan mantan napi itu, membunuh korban usai berhubungan suami istri di salah satu indekos di Bandung pada 7 Juli 2019 silam.
Mirisnya, kasus mutilasi ini terjadi lantaran korban yang sudah bersuami, meminta dinikahi pelaku yang juga sudah memiliki keluarga.
"Korban menuntut untuk dinikahi dan ada kekhawatiran dari tersangka karena punya istri dan punya anak.
"Sehingga diambil jalan pintas," ungkap Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudahntara Salamun pada 12 Juli 2019, dikutip dari Kompas.com.
Kini, pelaku pemutilasi Deni Priyanto tengah menjalani sidang untuk kasus pembunuhan dan mutilasi.
Mengutip Tribun Jateng, sidang lanjutan kasus pembunuhan disertai mutilasi dengan terdakwa Deni Priyanto, baru saja dilaksanakan pada Selasa (15/10/2019) di Pengadilan Negeri (PN) Banyumas.
Pada sidang lanjutan itu, suami korban, Soib (51) hadir sebagai saksi.
Kehadirannya itu, menjadi kesempatan pertama suami korban bisa bertatap muka dengan pelaku pemutilasi Komsatun Wachidah.
Di hadapan pelaku, Soib menceritakan detik-detik saat istrinya menghilang dari rumah.
Menurut cerita Soib, Komsatun Wachidah tiba-tiba terlihat bergegas mandi secepat kilat dan pamit pergi di malam terakhirnya di rumah sebelum meninggal dunia.
Namun saat malam tiba, istrinya tak bisa dihubungi lagi.
Baca Juga: Dikubur Hidup-hidup saat Usianya Baru 3 Hari, Bayi Ini Akhirnya Selamat dari Maut!
"Sempat cari di kantornya, tetapi gerbang ditutup.
"Saya tidak bisa tidur waktu itu," ungkap Soib.
Soib juga tak bisa menahan kesedihannya saat menceritakan kenangan terakhirnya bersama sang istri, Komsatun Wachidah, sebelum dibunuh dan dimutilasi.
Apalagi, istrinya dimutilasi saat sedang selingkuh bersama terdakwa.
Soib baru mengetahui istrinya selingkuh setelah pembunuhan terungkap.
"Sebelumnya baik-baik saja.
"Sekitar dua minggu sebelum kejadian ada perubahan (sikap istri), marah-marah sama anak, tidak biasanya seperti itu.
"(Waktu itu) saya merasakan, mungkin kerja capek," ucapnya.
Saat ditanya jaksa mengenai perasaannya saat ini, Soib langsung meneteskan air matanya.
"Yang jelas saya, keluarga, kalau ingat anak nangis, hancur setelah ini.
"Hancur perasaan saya, saya teringat anak-anak saya," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Terkait dengan hukuman pelaku pembunuh istrinya, Soib menyerahkan semuanya kepada majelis hakim.
"Saya serahkan yang mulia saja," tambahnya. (*)