Laporan Wartawan Grid.ID, Novia tri Astuti
Grid.ID - Gibran Rakabuming Raka semakin menjadi perhatian publik setelah niatnya mencalonkan diri sebagai walikota Solo terungkap.
Ratusan Relawan yang terdiri dari anak-anak muda telah mempersiapkan diri untuk ikut mendukung dan ambil peran agar putra sulung Jokowi lolos kontestasi pemilihan walikota Solo pada 2020.
Melansir dari Tribun Jateng pada Rabu (16/10/2019), M Bilal selaku Ketua Dewan Pemimpin Daerah (DPD) dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyampaikan.
"Banyak pihak yang mendukung mas Gibran maju dalam Pilwakot Solo. Bahkan, saat ini sudah ada sekitar 500 relawan yang siap bekerja, mulai dari tingkat kota hingga sampai ke kelurahan-kelurahan," ujar Bilal, Selasa (15/10).
PSI menyampaikan bahwa dari awal pihaknya terus mendorong anak-anak muda berpotensial untuk berkiprah di dunia politik.
Ia menerangkan bahwa PSI berkomitmen mewadahi generasi muda yang berpotensial dan progresif, memiliki visi jauh ke depan untuk ambil bagian dalam memajukan bangsa melalui jalur politik.
Dituturkan lebih lanjut, bahwa nama Gibran diambil sebagai sosok yang didorong PSI untuk maju dan berkontestasi dalam Pilwakot Solo tahun2020.
Nama putra sulung Jokowi itu dinyatakan tidak muncul secara tiba-tiba.
Baca Juga: Hotman Paris Blak-blakan Sebut Tayangan Mata Najwa Tak Mendidik Bagi Masyarakat
Menurutnya, partai sudah melakukan penelitian dan survei terhadap anak-anak muda.
Survei tersebut berkaitan dengan spesifikasi, kualitas, integritas, dan kapabilitas tokoh-tokoh muda di Solo untuk diseleksi maju dalam pertarungan politik 2020.
"Melalui mekanisme di internal partai, dari sekian nama yang disaring, akhirnya mengerucut ke mas Gibran," urainya.
Baca Juga: Kerap Ajak Keponakan Bermain, Billy Syahputra Jadi Ingin Punya Anak?
Diakui, PSI hanya memiliki satu kursi saja di DPRD Kota Solo.
Sehingga, untuk mengusung putra sulung Presiden Republik Indonesia itu memungkinkan dua sekenario.
"Pertama, kita coba membuka komunikasi-komunikasi politik dengan partai lain, terutama partai-partai nasionalis, untuk bersama-sama mengusung mas Gibran," tuturnya.
Ia berharap, partai-partai lain, terutama partai nasionalis, terbuka dan tergugah untuk turut mengusung sosok muda sebagai pemimpin masa depan.
Menurutnya, PSI memandang perlu adanya etsafet pemimpin lama, kepada para generasi muda demi kamjuan bangsa dan negara.
"Kita berharap ada angin segar dari partai lain, utamanya yang nasionalis, bahwa perlu ada estafet kepemimpinan. Mendorong yang muda untuk terus maju dan berkarya," tutur Bilal.
Sementara untuk skenario kedua adalah mendorong Gibran melalui jalur independen atau perseorangan. Untuk maju melalui jalur independen, dibutuhkan dukungan setidaknya hampir 36.000 dukungan dari pemilih yang dibuktikan dengan pengumpulan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Tentu, skenario kedua akan dipilih bila skenario pertama mengalami jalan buntu.
Sementara itu melansir dari Kompas, Menurut Ganjar, jika ingin maju Pilwalkot Surakarta, Gibran harus mempersiapkan diri supaya lebih matang menggeluti aktivitas politik.
"Perlu mempersiapkan diri kalau ingin nyemplung di politik. Misalnya mencari pengalaman dengan jadi pengurus atau magang, bisa juga jadi aktivis politik akan jauh lebih baik," kata Ganjar.
Sebab, menurut Ganjar, peluangnya menjadi pejabat publik sangat terbuka lebar.
Namun untuk masuk di jabatan tertentu memang dibutuhkan ilmu pengetahuan khusus dan memerlukan penyesuaian.
"Kalau mau masuk ke jabatan tertentu memang harus punya background ilmu khusus. Jadi rasanya butuh waktu untuk menyesuaikan," jelas Ganjar.
(*)