Laporan Wartawan Grid.ID, Afif Khoirul Muttaqin
Grid.ID - Praktik tes keperawanan adalah budaya yang dianggap sakramen atau suci oleh beberapa masyarakat di India.
Praktik ini terletak di Kota Pune, sebuah kota dengan industri kecil di barat Kota India dengan perkembangan IT yang pesat.
Beberapa apartemen bermerk Trump pertama di India juga di bangun di kota ini.
Walaupun terdengar sebagai kota kosmopolitan, kota ini terletak di daerah pedalaman yang sangat konservatif.
( BACA : Pria Kentut Saat Melakukan Penerbangan, Pesawat Langsung Melalukan Pendaratan Darurat)
Praktik tes keperawanan di daerah ini juga menuai perlawanan dari beberapa pemuda melansir dari situs Aljazeraa.
Pada tanggal 21 Januari 2018 tiga pemuda Prashant Indrekar, Saurabh Machhle dan Prashant Tamchikar melakukan aksi perlawanan.
Aksi mereka merupakan bagian dari kampanye anti-patriarki, namun sayang mereka malah dipukuli oleh sekitar 40 orang di Pune.
Mereka juga melawan ritual yang dipraktikkan di Suku Kanjarbhat, sebuah tes keperawanan untuk pengantin muda.
( BACA : Kisah Pencarian Pasangan 'Romeo', Katak Air yang Langka dan Kesepian dari Bolivia)
Praktik ini bukanlah hal baru, namun praktik ini diyakini beberapa pihak sebagai eksploitasi atas hak kemanusiaan.
Dalam praktiknya, pengantin baru diberi selembar kain putih pada malam pernikahan mereka untuk berhubungan.
Hal ini sesuai dengan urutan pancahayat atau dewan kasta desa secara turun temurun.
Jika pengantin pria tidak mengonfirmasi tiga kali bahwa istrinya masih perawan, dewan akan memberi hukuman untuk pengantin wanita.
Jika mempelai wanita dilaporkan tidak perawan, ada pertanyaan tentang siapa yang telah menghilangkan keperawanannya.
Hal tersebut dianggap sebagai sikap misogini atau merendahkan tubuh wanita dan diskriminasi seksual.(*)