Laporan Wartawan Grid.ID, Afif Khoirul Muttaqin
Grid.ID - Ritual Tes Keperawanan menjadi ritual dan paktik yang dianggap sakral di Pune, India.
Akibatnya perlawanan terhadap praktik ini justru mendapat respon negatif.
Orang-orang yang menentang justru dipukuli, diasingkan, dan diserang seperti dilansir Grid.ID melalui Al Jazeraa.
Prashant Indekar, seorang anggota dari aksi 'Stop The V-Ritual' termasuk salah satu yang dipukuli karena menentang praktik tersebut pada 21 Januari 2018.
Ia mengungkapkan dirinya justru diserang karena tindakan perlawanannya ini.
(BACA : Masih Dianggap Suci, Praktik Tes Keperawanan Untuk Pengantin Muda di India Mulai Banyak Ditentang)
"Minggu malam, saya menghadiri sebuah pernikahan di Pimpri."
"Sampai pukul 11.30 malam, pancahayat sedang mendiskusikan ritual tersebut."
"Orang-orang di sana kemudian mengetahui tindakakan kampanye saya."
"Saya dalam perjalanan keluar dari pernikahan, ketika saya melihat dua teman-teman saya dipukuli oleh 40 orang, saya akhirnya turun tangan."
"Mereka juga melempari saya. Kami pergi dan mengajukan keluhan ke polisi setelah itu beberapa orang ditangkap," kata Prashant kepada Al Jazeera.
(BACA : Makin Terbuka dan Moderat, Kini Wanita Arab Diizinkan Membuka Usahanya Sendiri)
Petugas polisi yang menyelidiki kasus tersebut di kantor polisi di Pune mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka telah menangkap empat dari lima orang yang disebutkan.
Dalam masyarakat Kanjarbhat di negara bagian Maharashtra, dewan desa yang berkuasa berpegangan pada budaya lokal yang terkadang menantang hukum.
Hal ini bertentangan dengan hak asasi manusia yang dijanjikan kepada setiap warga negara India oleh konstitusi.(*)