Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Dr Arif Zainudin Kota Surakarta, selama ini mungkin hanya diketahui untuk menangani pasien dengan gangguan kejiwaan.
Namun, sebenarnya tidak hanya berfungsi sebagai itu saja.
Kini RSJD yang berada di Jalan Ki Hajar Dewantara kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah, itu dapat digunakan untuk menangani anak-anak yang mengalami kecanduan game online.
Baca Juga: Dikenal Cerdas, Siapa Sangka DNA Najwa Shihab Menguak Fakta Mengejutkan!
Penanganan itu telah dilakukan oleh pihak rumah sakit sejak tiga tahun terakhir.
Anak-anak yang menjalani pengobatan di RSJD ini biasanya mulai dari anak Sekolah Dasar (SD) hingga remaja SMA kelas pertama.
Menurut Aliyah Himawati Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja RSJD Dr Arif Zainudin Kota Surakarta jumlah pasien anak kecanduan game online akhir-akhir ini mengalami peningkatan.
"Akhir-akhir ini ada peningkatan (pasien anak kecanduan game online)," ungkapnya.
"Meskipun kadang datang tidak ada keluhan dengan kecanduan game, tetapi ada yang tidak mau sekolah, tidak mau makan. Pada akhirnya disebabkan karena game itu," tambahnya.
Baca Juga: Jadwal Resmi Tes CPNS 2019, BKN : Pengumuman Pendaftaran Dijadwalkan Akhir Oktober
Peningkatan pasien ini diungkap oleh Aliyah Himawati. Jika sebelumnya hanya ada satu pasien sepekan, kini hampir setiap hari ada satu hingga dua pasien yang datang.
Pada tahun ajaran baru kemarin, bahkan disebutkan ada sekitar 35 anak dengan kecanduan game online dan harus menjalani pengobatan di RSJD Kota Surakarta.
Mereka rata-rata kecanduan game online ekstrem.
Dari jumlah itu, dua di antaranya harus dilakukan rawat inap di RSJD Kota Surakarta, sementara sisanya menjalani rawat jalan.
"Yang rawat inap kemarin ada dua anak. Kelas 3 SMP dan satunya kelas 1 SMA. Tapi, sekarang sudah tidak ada. Mereka baru pulang Minggu kemarin," terangnya.
Baca Juga: Hati-hati, Punya Bercak Putih di Kuku Ternyata Bisa Jadi Pertanda Penyakit Serius
Penanganan biasanya disesuaikan dengan gejala yang muncul dari pasien.
Sebab tidak semua anak yang kecanduan game memiliki gejala yang sama.
Biasanya gejala yang pertama kali muncul adalah gangguan emosi.
Seperti marah-marah, tidak mau makan, susah tidur dan yang lainnya.
"Ada beberapa langkah yang kita lakukan untuk mengatasi gangguan emosi. Salah satunya dengan obat, dengan farmakoterapi," tuturnya.
Setelah itu, baru dilanjutkan dengan terapi perilaku.
Terapi tersebut dilakukan tidak hanya sekali tetapi berkelanjutan atau terus menerus.
Paling tidak dilakukan setiap hari selama dua pekan.
"Minggu pertama bisa kita terapi perilaku. Dan itu berlanjut paling tidak enam bulan. Idealnya seperti itu," ungkap dia.
Baca Juga: Tak Kalah Mematikan dari Merokok, Duduk Terlalu Lama Ternyata Berbahaya Bagi Kesehatan
Sementara itu melansir dari Tribunnews, Anak yang mengalami kecanduan game biasanya tidak akan mengaku bahwa dia kecanduan.
Mereka akan menganggap dirinya baik-baik saja seperti biasanya.
Aliyah menyebutkan anak-anak dengan kecanduan game ini sebenarnya dapat diketahui.
Ciri-ciri itu di antaranya anak setiap hari selalu memegang ponsel, tidak bisa melaksanakan tugasnya, suka membolos sekolah, atau tidak mau sekolah, tidak mau belajar, dan mudah emosi.
Baca Juga: Yeslin Wang Mengaku Tidak Diundang di Pernikahan Delon Thamrin
Penggunaan gadget atau ponsel yang tidak bisa dibatasi ini lah yang menyebabkan anak mengalami kecanduan.
Sebab, dalam aktivitas apa pun pasti menggunakan ponsel.
Tapi, bukan berarti penggunaan ponsel terhadap anak tidak bisa dicegah.
Agar anak tidak kecanduan game, seharusnya penggunaan ponsel hanya untuk kegiatan tertentu, misalnya mengerjakan tugas sekolah.
Selain itu, pada jam tertentu jika ada satu anggota keluarga tidak menggunakan ponsel, semua juga tidak menggunakannya.
(*)